Resolusi 2014: Terus Belajar dan Raih Mimpi


foto: simfonikehidupan.wordpress.com
Orang-orang Barat berkata: “Time flies when you’re having fun,” yang jika kita coba terjemahkan kira-kira bermaknakan: “Waktu berlalu tanpa terasa jika kita senang hati menjalaninya.” Ya, memang benar adanya. Tanpa terasa waktu berjalan dengan cepatnya. Hanya dalam hitungan beberapa hari saja kalender pun akan berganti. Sejenak terbayang kembali momen-momen bersejarah dalam hidup yang terjadi pada tahun 2013 lalu. Suka dan duka yang bergantian menyelimuti sepanjang tahun akan berubah menjadi kenangan.

Banyak yang sudah  menantikan datangnya tahun 2014. Tahun yang bagi orang Indonesia dianggap sebagai tahunnya politik. Doa, harapan dan semangat baru menancap di diri kita masing-masing. Tak terkecuali denganku. Aku pun sudah mempersiapkan resolusi untuk tahun depan. Sederhana tapi penting, aku ingin terus mengenyam pendidikan. Belajar, belajar dan belajar!

Awal tahun 2014 ini aku sudah ditunggu oleh pendidikan formal bernama Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selama setahun aku akan kembali ke universitas untuk belajar bagaimana menjadi seorang guru profesional. Program PPG ini aku dapatkan melalui beasiswa dari Kemendikbud. Beasiswa itu ku dapat setelah bersama teman-teman lainnya bertugas menjadi pendidik di salah satu daerah tertinggal di Indonesia.
Baca selengkapnya »

E-learning: Guru, Siswa dan Teknologi

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong lahirnya begitu banyak inovasi untuk memudahkan aktivitas manusia. Tak terkecuali di dunia pendidikan. Kini  proses belajar mengajar semakin efektif dan menarik dengan lahirnya media pembelajaran perangkat lunak bernama e-learning.

Apa itu e-learning? Electronic learning (biasa disingkat: e-learning) adalah cara baru dalam dunia belajar-mengajar. Menurut Hartley (2001), e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.

Kehadiran e-learning telah mengubah cara belajar mengajar konvensional, yang selama ini lewat tatap muka di ruang kelas menjadi pembelajaran berbasis internet atau online. Sebagai gambaran, seorang guru tidak perlu menjelaskan tentang materi pelajaran di depan kelas. Guru cukup menampilkan materi via Learning Management System (LMS) sebagai kelas virtual. Materi tersebut bisa dalam bentuk modul yang dilengkapi dengan multimedia pendukung seperti gambar dan video yang memperkuat isi materi. Dalam ruang kelas virtual ini tersebut juga dilengkapi dengan aplikasi chat untuk sarana interaksi peserta didik dan pembelajar.
Baca selengkapnya »

Wajah Pariwisata di Daerah Tertinggal



Pantai Bean, potensi wisata di daerah tertinggal (Dok. pri)
Bali merupakan tujuan wisata unggulan di Indonesia. Tapi Indonesia bukan hanya Bali, masih banyak daerah lain di Indonesia yang menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Kebanyakan “surga” itu malah belum terjamah atau belum banyak dikunjungi wisatawan. Selain kurang gencarnya promosi, lokasinya yang jauh dan tidak didukung dengan sarana prasarana yang memadai, membuat tempat-tempat potensi wisata di daerah tertinggal miskin pengunjung.

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal mencatat, saat ini terdapat 183 kabupaten yang dikategorikan sebagai Daerah Tertinggal di Indonesia. Dari jumlah itu, 70 % penyebaran daerah tertinggal saat ini terdapat di Kawasan Timur Indonesia. Miris memang, padahal kawasan Indonesia Timur punya modal untuk berkembang lewat industri pariwisata. Keindahan alam di Kawasan Timur jangan diragukan lagi, ditambah kekayaan adat dan budaya yang masih lestari bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Contohnya saja provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), penyelenggaran Sail Komodo 2013 beberapa waktu lalu telah membantu Daerah ini memperkenalkan kepada dunia potensi wisata yang dimilikinya. Memiliki seribu pulau lebih, tapi ironisnya kunjungan wisatawan ke daerah ini masih kalah jauh dari tetangganya Bali dan NTB. Banyak potensi wisata NTT yang belum digarap dengan maksimal.
Baca selengkapnya »

Saatnya Aceh Jadi Tuan Rumah PON



Status tuan rumah ajang Pekan Olah raga Nasional (PON) dalam beberapa edisi penyelenggaraan terakhir menjadi rebutan Provinsi-provinsi di Indonesia. Lihat saja bidding (bursa pencalonan) tuan rumah PON edisi ke- XX yang menurut rencana akan diselenggarakan pada tahun 2020 mendatang. Papua, Bali, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Utara dan Aceh bersaing ketat menjadi tuan rumah pesta olah raga terakbar di tanah air itu.

Bukan tanpa alasan daerah-daerah di atas berebut status host even empat tahunan itu. Menjadi tuan rumah PON dipercaya mendapat banyak keuntungan. Pertama, Keuntungan secara prestasi. Menjadi tuan rumah punya motivasi lebih karena para atlet berlaga di rumah sendiri. Tuan rumah juga diuntungkan dalam penyiapan atlet mereka karena sudah lebih awal beradaptasi menggunakan venue-venue yang menjadi arena pertandingan. Tidak heran jika dari beberapa penyelenggaraan terakhir daerah yang menjadi tuan rumah PON perolehan medalinya melonjak drastis.

Dampak jangka panjangnya, pembaharuan infrastruktur lewat membangun ataupun merenovasi venue-venue yang dipersiapkan untuk PON. Nantinya arena pertandingan tersebut akan menjadi aset daerah dan dikelola oleh daerah penyelenggara PON. Ke depannya tuan rumah tidak dipusingkan lagi dengan keterbatasan sarana dan prasarana sebagai penunjang prestasi olah raga. Hal ini diyakini bisa meningkatkan prestasi olah raga penyelenggara PON dimasa depan.
Baca selengkapnya »

Lestarikan Aset Wisata Sejarah Aceh!


sepasang pedang VOC (foto: tribunnews.com)
Belum lama ini kita dihebohkan dengan penemuan koin emas kuno di Kampung Pande, kecamatan Kutaraja, Banda Aceh pada hari Minggu (10/11/2013) lalu. Koin-koin emas mata uang dirham yang dipercaya sebagai peninggalan kesultanan Aceh Darussalam ini ditemukan oleh masyarakat yang sedang mencari tiram di rawa-rawa desa tersebut. Dua hari berselang (13/11/2013) masyarakat kembali geger dengan ditemukannya sepasang pedang berlapis emas bertuliskan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) di kampung penuh sejarah itu.

Ditemukannya dua peninggalan sejarah tersebut kembali mengingatkan kita akan kebesaran sejarah Aceh dimasa lalu. Dikutip dari Wikipedia, di Aceh dahulunya ada sebuah kerajaan Islam bernama Kesultanan Aceh Darussalam yang memiliki sejarah sangat panjang (1496-1903 M). Kesultanan Aceh merupakan kelanjutan dari Kesultanan Samudera Pasai yang hancur pada abad ke-14. 

Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukkan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie dan Nakur. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera yang berpusat di Kutaraja (Banda Aceh).
Baca selengkapnya »

Islam Melarang Kita Korupsi



Ilustrasi
Apa yang anda bayangkan jika mendengar kata korupsi? Pasti banyak pemikiran negatif yang menggantung di kepala. Mulai dari seorang Kepala Daerah yang memperkaya diri dengan mengambil hak rakyatnya, Hakim yang berlaku tidak adik karena menerima suap, hingga Wakil Rakyat yang bermain anggaran untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Masih banyak lagi contoh kezaliman manusia dan perbuatan korupnya. Tiap harinya kita mendengar lewat media cetak dan elektronik ada saja Pejabat publik yang tersandung kasus korupsi. Kerugian negara akibat ulah para Koruptor juga tak tanggung-tanggung mulai dari nominal jutaan, milyaran hingga trilyunan Rupiah.

Korupsi hanyalah sebuah kata sederhana namun memiliki banyak arti. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata korupsi bermaknakan perbuatan menggunakan kekuasaan untuk kepentingan sendiri. Secara harfiah korupsi ialah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Baca selengkapnya »

Kompetisi Internal, Solusi Pas Pengembangan Pemain Muda Aceh

PSSI
Banyak yang berpendapat tahun 2013 adalah tahun kebangkitan sepak bola Aceh. Alasannya ada beberapa nama pemain muda Aceh yang kini mendapat panggilan timnas junior. Sebut saja trio Zulfiandi, Hendra Sandi Gunawan dan Miftahul Hamdi yang dipanggil pelatih U-19, Indra Sjafri yang tengah mempersiapkan tim menuju kejuaraan Piala Asia di Myanmar tahun depan. Khusus Zulfiandi dan Hendra Sandi adalah pemain yang juga mengisi skuad Garuda Jaya kala sukses menjuarai Piala AFF U-19 september lalu.

Lalu ada Syahrizal (Persija Jakarta) dan Syakir Sulaiman (Persiba Balikpapan) yang kini tengah bergabung bersama timnas U-23 arahan Rahmad Darmawan. Mereka masih menjalani seleksi ketat bersaing menjadi pemain yang dibawa ke Sea Games.ke 27 di Myanmar Desember nanti.

Bak oase, prestasi pemain-pemain di atas menggairahkan kembali masyarakat sepak bola Aceh. Kerinduan akan adanya pemain asal Aceh memperkuat tim garuda diajang internasioal telah terpenuhi. Ya, setelah masa-masa keemasan Ismed Sofyan berakhir belum ada pemain asal Serambi Mekkah yang mampu menembus skuad nasional.
Baca selengkapnya »

Persiraja Nasibmu Kini



Logo Persiraja
Jika membahas tentang Aceh dikancah persepakbolaan nasional tentu tidak bisa lepas dari salah satu klub yang namanya dulu cukup harum. Ya, tidak salah lagi. Klub itu bernama Persatuan Sepak bola Indonesia Kutaraja, atau yang biasa disingkat dengan sebutan Persiraja. Klub yang bermarkas di Kota Banda Aceh ini sudah sangat lama menancapkan kukunya dipanggung persepakbolaan tanah air mulai dari era Perserikatan hingga sekarang.

Sejarah mencatat, pada tanggal 31 Agustus 1980 Laskar Rencong -- julukan Persiraja -- berhadapan dengan Persipura Jayapura pada final kompetisi Persirakatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Tertinggal lebih dulu lewat gol pemain Persipura, Leo Kapisa. Persiraja bangkit lewat gol Rustam Syafari dan dua gol Bustamam. Persiraja pun menang dengan skor 3-1 dan memastikan diri menjadi juara kompetisi kasta tertinggi sepakbola Indonesia kala itu.

Lewat prestasi tersebut, klub yang lahir pada 28 Juli 1957 itu telah tercatat dengan tinta emas sebagai salah satu klub yang namanya melegenda. Persiraja mengikuti jejak klub-klub besar yang pernah menjuarai kompetisi Perserikatan seperti Persis Solo, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, PSM Ujungpandang (sekarang Makassar), Persib Bandung dan PSMS Medan.
Baca selengkapnya »

Titik Balik Pesepak Bola: Cedera, Bangkit dan Lahir Kembali

Giuseppe Rossi (foto: www.mirror.co.id)
Minggu (20/10/2013) sore waktu Italia tengah berlangsung laga ketat lanjutan kompetisi Liga Italia Serie A antara tuan rumah Fiorentina versus Juventus. Secara mengejutkan La Viola -- julukan Fiorentina -- berhasil mengandaskan perlawanan anak-anak Kota Turin dengan skor 4-2. Ada satu nama yang menarik perhatian hari itu. Siapa lagi kalau bukan bintang Fiorentina, Giuseppe Rossi yang mampu mencatatkan hattrick pada laga di Artemio Franchi tersebut.

Siapa yang menyangka Rossi akan tampil tajam musim ini. Ia telah mencatatkan delapan gol dan sementara menjadi top scorer kompetisi di negeri pizza. Penyerang internasional Italia itu musim lalu sempat tenggelam setelah mengalami cedera lutut berkepanjangan saat masih berseragam Villareal.

Banyak yang beranggapan karier Rossi telah habis. Mantan pemain Parma dan Manchester United itu mendapatkan cedera lutut pertamanya pada Oktober 2011 dan absen selama enam bulan. Malang bagi Rossi, saat dokter mengganggapnya sudah mulai sembuh dan mulai berlatih bersama tim, lututnya kembali kambuh dan harus menepi lagi selama sepuluh bulan.
Baca selengkapnya »

Mampukah Timnas U-19 Sehebat Generasi Emas Belgia?

timnas U-19 (foto: goal.com)
Belum usai euforia keberhasilan timnas U-19 memenangi kejuaraan Piala AFF kelompok umur U-19 pada September lalu, kita kembali dibuat bangga dengan keberhasilan anak-anak Garuda muda melumat raksasa Asia, Korea Selatan pada babak kualifikasi Piala AFC U-19 di Jakarta (12/10/2013) lalu. Kemenangan tersebut membawa Indonesia menjadi pemuncak klasemen sekaligus lolos otomatis ke Piala AFC U-19 tahun 2014 di Myanmar.

Lewat tangan dingin Indra Sjafri dengan metode “blusukan”-nya telah menemukan mutiara-mutiara terpendam dari seluruh pelosok negeri. Mereka diramu menjadi sebuah tim yang solid, dan klimaksnya mampu memuaskan dahaga publik sepakbola Indonesia yang sudah menunggu lebih dari 20 tahun untuk merasakan gelar dilevel Asia Tenggara.

Bukan hanya gelar juara, kita juga disuguhi permainan menawan ala tiki-taka Barcelona -- versi Indonesianya pepepa --. Permainan bola-bola pendek dari kaki ke kaki dan mengandalkan serangan cepat lewat sayap fasih diperagakan oleh Evan Dimas Cs. Hasil statistik yang dilansir tim High Performance Unit (HPU) menunjukkan begitu lancarnya anak-anak Garuda muda melakukan passing hingga 500-600 kali per pertandingan, kontras dengan gaya permainan timnas senior yang masih banyak kesalahan passing layaknya pemain amatir.
Baca selengkapnya »

Ingat Timur, Ingat Musik Ambon

penyanyi pop Ambon, Doddie Latuharhary (foto: youtube.com)
Tak terasa telah memasuki pekan ketiga saya meninggalkan tanah Lembata, salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sempat mengabdi sebagai pendidik selama 1 tahun di bumi Flobamora itu, kini saya telah pulang ke daerah asal di provinsi paling ujung barat Indonesia, Aceh.

Rindu pastinya, keramah-tamahan orang timur seperti menarik saya untuk kembali kesana,tapi entah kapan terlaksana. Berjuta kenangan tertinggal di sana, senyum manis keluarga baru, teman dan anak didik masih tersimpan jelas diingatan. Belum lagi pembauran saya dengan masyarakat mengakibatkan telah terjadi pencampuran budaya, saya jadi tahu bahasa daerah, tradisi, kebiasaan-kebiasaan dan segala kearifan lokal yang ada di sana.

Ngomong-ngomong soal kebiasaan, saya paham betul apa yang paling digemari orang timur. Jawabannya sederhana: musik! Ke sudut mana anda berada yang terdengar adalah musik. Di rumah-rumah, angkutan umum, warnet, terpasang speaker besar yang memekakkan telinga. Bagi mereka tiada hari hidup tanpa musik.
Baca selengkapnya »

Kisah Pahit “Timnas” Aceh dan Mimpi Membangun Sepak Bola




foto: zakasz.blogspot.com
Berbicara pembinaan sepakbola usia muda di Aceh tentu mengingatkan kita dengan 30 remaja Aceh yang berguru di Paraguay selama pada priode 2008-2011 lalu. Selama 3.5 tahun mereka belajar sepakbola di Negara Amerika latin tersebut yang biayanya sepenuhnya menggunakan uang rakyat mencapai 45 milyar.

Media-media lokal saat itu kompak menamai mereka dengan sebutan “timnas” Aceh. Sedahsyat itu kah? Yang jelas ekspektasi rakyat Aceh sangat besar saat itu. Suatu hal yang wajar mengingat selama berguru di Paraguay mereka menggunakan fasilitas yang dibiayai oleh rakyat,

Gubernur Aceh saat itu yang juga pemerkarsa program “timnas” Aceh, Irwandi Yusuf mungkin merujuk dari hadits Nabi Muhammad SAW “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China,”
Antusiasme awak Aceh terhadap sepakbola yang luar biasa tak sebanding dengan prestasi yang dicapai. Hal inilah yang mungkin mendasari beliau ngotot untuk mengirim atlet berguru ke luar negeri. Intinya adalah orang Aceh harus banyak belajar.
Baca selengkapnya »

Bukan Akhir Sebuah Pengabdian (Catatan Akhir Seorang Pendidik Muda di Pedalaman NTT)



Dok. Pribadi
"Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa."

Alunan lagu Himne Guru (Pahlawan Tanpa Tanda Jasa) tersebut dinyanyikan dengan khidmat oleh seluruh siswa-siswaku. Suasana pun hening di ruang yang sederhana itu, air mata ku pun keluar deras tak terbendung. Sesekali ku kuatkan diri melihat wajah-wajah lugu yang tepat berada di hadapan, mereka pun sedang menyeka-nyeka air matanya. Tak kuat rasanya!

Hari itu senin (16/09/2013), hari terakhir aku berada di SMPN 2 Nagawutung. Tak terasa hampir setahun sudah berada di sini, Melewati hari-hari penuh suka maupun duka, kini saatnya mengucapkan sayonara.

Kepala sekolah, dewan guru dan siswa secara spontan menyiapkan acara sederhana untuk perpisahan sekaligus pelepasan bagiku. Acara yang sebenarnya membuat langkah kakiku semakin berat meninggalkan semua yang ada di sekolah ini.
Baca selengkapnya »

Kalah Tipis, Langkah SM-3T Aceh Terhenti

Tim SM-3T Aceh
Lembata, NTT - SM-3T Aceh harus mengakui ketangguhan tim Belabaja, setelah takluk dengan skor tipis 1-0 pada babak delapan besar turnamen Naga Cup 1 kemarin (11/09/2013) sore Wita. Mengusung misi sama untuk lolos ke babak semifinal, laga sarat gengsi tersebut berjalan alot hingga akhir laga.

SM-3T Aceh yang merupakan runner-up pool C, membuktikan bahwa mereka bukan tim ecek-ecek setelah mampu memberikan perlawanan sengit kepada salah satu tim kuat di Kecamatan Nagawutung yang juga juara Pool A, Belabaja.

Tampil dihadapan ratusan pasang mata yang memadati lapangan sepakbola desa Loang. Kedua tim tampil ngotot demi memburu kemenangan. Pertarungan keras selama 2x35 menit pun tak terelakkan, memaksa wasit mengeluarkan beberapa kartu kuning.
Baca selengkapnya »

Ozil dan Pentingnya Sebuah Kepercayaan

Mesut Ozil (sumber foto: AIFC)
Jendela transfer musim panas telah resmi ditutup tanggal 2 September lalu, begitu banyak kejutan yang terjadi didetik-detik akhir masa transfer. Salah satunya adalah kepindahan bintang Real Madrid, Mesut Ozil ke klub Liga Primer Inggris, Arsenal.

Tak ada yang menyangka gelandang berusia 24 tahun ini akan meninggalkan -- tepatnya dilepas -- Real Madrid, mengingat track record yang cukup baik selama tiga musim bermain di Santiago Barnabeu. Ozil menjadi bagian penting klub kebangggan Ibukota tersebut dalam meraih gelar juara Liga Spanyol musim 2011-2012.

Yang membuat orang tak habis pikir, alih-alih memilih pindah ke klub besar nan kaya raya yang menjanjikan gaji besar dan gelar juara. Kenapa Arsenal?

Banyak pengamat yang beranggapan kepindahan Ozil ke Arsenal sebagai langkah mundur bagi karier pemain berdarah Turki tersebut. Arsenal yang tidak pernah memenangi gelar mayor apapun selama delapan tahun, dianggap bukanlah klub yang cocok bagi Ozil untuk meraih puncak kariernya sebagai pesepakbola.
Baca selengkapnya »

SM-3T Aceh Taklukkan Waikerong B



Tim SM-3T Aceh
Tim SM-3T Aceh tampil gemilang pada laga perdana Grup C turnamen Naga Cup 1, setelah unggul tipis dari tim desa Waikerong B dengan skor 2-1 pada Rabu (04/09/2013) sore.

Menurunkan pemain-pemain terbaiknya, SM-3T Aceh tampil ngotot sedari awal laga demi mengamankan tiga poin. Tampil dominan sepanjang laga namun buruknya penyelesaian akhir membuat SM-3T Aceh hanya bisa menang dengan skor tipis.

SM-3T Aceh sempat unggul di babak pertama lewat sontekan M. Darmansyah, pada awal babak kedua Waikerong sempat membuat gol penyama, namun tendangan pinalti Rizki Zulfitri diujung laga berhasil mengunci pertandingan untuk kemenangan SM-3T Aceh.
Baca selengkapnya »

Nikmatnya Mie Aceh, Bukan Sekedar Mie Biasa

Foto: palingindonesia.com
Hampir setahun sudah tidak pulang ke kampung halaman (Aceh). Rindu pastinya, sudah lama tidak menikmati kebersamaan bersama keluarga, kekasih hati dan teman lama. Belum lagi dengan suasana tanah kelahiran yang “hangat” seakan mempunyai daya magnet yang terus menarik penulis untuk segera pulang. Salah satu “magnet” tersebut apalagi kalau bukan kuliner-kuliner khas Aceh yang selama diperantauan hanya bisa dinikmati dalam khayalan.

Salah satu kuliner khas Aceh yang bisa dibilang masuk dalam jajaran kuliner top  di tanah Iskandar Muda adalah Mie Aceh. Sekilas dari namanya mungkin terlalu biasa, “hanya” mie. Tapi tunggu dulu, kuliner legendaris ini bukan mie biasa.

Mie Aceh adalah sebuah masakan yang berbahan dasar mie kuning tebal yang di campur dengan bumbu yang kaya akan rempah-rempah. Untuk menambah cita rasa biasanya ditambah dengan irisan daging sapi atau ayam bahkan makanan laut seperti kepiting, udang dan cumi.
Baca selengkapnya »

Our Journey: Mota’ain, Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Berpose di jembatan Batugade, Timor Leste (Dok. pribadi)
Sejarah mencatat pada tanggal 30 Agustus tahun 1999 lalu, Jajak Pendapat atau yang oleh pendukung antiintegrasi lebih dikenal dengan sebutan referendum kemerdekaan, dilaksanakan di provinsi termuda Indonesia kala itu, Timor Timur (Timtim). Proses Jajak pendapat yang mendapat pengawasan langsung dari PBB itu dilaksanakan serentak di seluruh Timtim dan daerah di luar Timtim dimana warga dan keturunan Timtim berada.

Hasilnya, diluar perkiraan pemerintah Republik Indonesia, mengutip dari sumber Wikipedia, hasil Jajak Pendapat menunjukkan bahwa sekitar 78,5% atau sekitar 344.580 orang Timtim memilih merdeka dan menolak status khusus dengan otonomi luas yang ditawarkan Pemerintah dan 21,5 % atau sekitar 94.388 orang menerima tawaran tersebut. Akhirnya pada tahun 2002, Indonesia dan dunia internasional mengakui kedaulatan Timtim sebagai sebuah Negara yang dengan resmi bernama: Republik Demokratik Timor Leste,

Ya, Timtim kini bukan lagi bahagian dari Indonesia. Kita sekarang punya tetangga baru bernama Republik Demokratik Timor Leste. Beberapa waktu yang lalu, penulis bersama teman -- berjumlah enam orang, berkesempatan melakukan perjalanan (touring) mengunjungi daerah perbatasan RI-Timor Leste di kawasan Mota’ain, kabupaten Belu, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca selengkapnya »

Piala Antar Pemuda Lintas Agama Lembata dan Sepak Bola Tanpa Diskriminasi



Suasana pertandingan (Foto: Irvan)
Belum lama ini, Paroki Arnoldus Yansen Waikomo, sebuah Paroki Agama Kristen Katolik yang berbasis di desa Waikomo, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyelenggarakan sebuah turnamen sepakbola yang diberi nama “Piala Antar Pemuda Lintas Agama se- Kabupaten Lembata”.
                  
Turnamen yang berpusat di lapangan sepakbola desa Waikomo ini, telah rampung diadakan pada 22 Juli-5 Agustus 2013 lalu -- bertepatan dengan bulan suci Ramadhan -- diikuti oleh belasan organisasi kepemudaan dan organisasi keagamaan, seperti Orang Muda Katolik (OMK) dan Remaja Masjid (Remas) se kabupaten Lembata.

Turnamen yang juga merupakan ajang seleksi bagi pesepakbola muda Lembata menuju kejuaraan sepakbola akbar tahunan, Piala El-Tari dan Piala Gubernur NTT, telah menemukan tim yang terbaik. Ucapan selamat patut diberikan kepada OMK Waipukang yang berhasil menjadi juara pertama, setelah menundukkan Remas At-taqwa lewat adu pinalti pada partai final.  Berikutnya OMK Tokojaeng dan Pemuda Genit Solofide Wangatoa yang masing-masing berhak mendapat gelar juara ketiga dan keempat.
Baca selengkapnya »

Kos Putroe Aceh, “Gampoeng” Aceh di Lembata

Kos Putroe Aceh (Foto: Irvan)


“Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.”

Pasti anda sudah sering mendengar kutipan kata-kata mutiara dari Imam Syafii di atas , ya, kata-kata tersebut diselipkan seorang penulis terkenal, Ahmad Fuadi dalam Mahakarya-nya  Novel best seller, Negeri 5 Menara. Kata-kata tadi mungkin telah mengilhami banyak orang untuk kuat dalam masa perantauan,termasuk perempuan-perempuan muda asal Aceh yang kini tengah mengabdi di pelosok Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Tepat di kawasan Wangatoa Bawah, Kelurahan Selandoro, Kota Lewoleba, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, tinggallah belasan wanita muda yang berasal dari provinsi paling barat Indonesia, Aceh. Mereka menghuni kamar kos-kosan yang diberi nama, Kos Putroe Aceh, milik seorang PNS di lingkungan Kementerian Agama kabupaten Lembata, bernama Sultan Nasir.
Baca selengkapnya »

Muna, Bersabarlah Sayang!

Munawarah (Dok. Pribadi)
Banda Aceh, empat setengah tahun yang lalu, pertama kali ku kenal dirimu. Perkenalan singkat lewat seorang teman -- yang sudah kita anggap sebagai kakak sendiri, entahlah, itu suatu perkenalan biasa atau memang kita sedang dijodohkan. Kalau boleh jujur, sebenarnya aku telah memperhatikanmu jauh sebelum hari itu, walau kita berbeda jurusan, aku sudah sering melihatmu menjadi pemandangan indah di kampus.

“Muna,” terdengar lembut suaramu saat kita berkenalan dulu. Gadis manis berlesung pipi, yang sepertinya tak henti memancarkan pesonanya. Tapi bukan aku namanya bila terlalu gampang jatuh cinta. Pembawaanku yang jaim dan pemalu membuat tak terjadi apa-apa hari itu, bahkan untuk sekedar nomor handphone!

Memang tak ada perasaan apa-apa saat itu, tak ada chemistry atau perasaan yang “beda”, semuanya murni teman. Tapi waktu berkata lain, berawal dari merajut persahabatan biasa, pelan-pelan rasa itu pun timbul, akhirnya aku yang super pemalu, lewat perjuangan yang luar biasa memberanikan diri untuk menyatakan cinta, tepat pada 26 Januari 2009, kita pun “meresmikan” hubungan kita.
Baca selengkapnya »

Walau Berat, Ramadhan Tetaplah Ramadhan



Tanpa terasa sudah memasuki separuh kedua Ramadhan, bulan penuh kemuliaan berjalan dengan cepatnya. Bulan suci yang selalu dinanti-nanti oleh lebih satu miliar umat muslim di seluruh dunia ini tak sampai dua pekan kedepan bakal meninggalkan kita.

By the way, semua orang tentu punya cerita tersendiri dengan bulan suci yang penuh berkah  tersebut, entah itu cerita gembira, sedih bahkan haru. Tak terkecuali aku, berlatarbelakang lahir dan besar di komunitas muslim (Aceh), tetapi Ramadhan kali ini, dikarenakan tengah mengabdi sebagai pendidik didalam satu program pemerataan pendidikan, harus menjalankan ibadah puasa di kawasan dimana muslim sebagai minoritas.

Berpuasa di kawasan timur Indonesia  dan jauh dari sanak keluarga di bumi Iskandar Muda sana adalah pengalaman pertamaku. Menjalankan puasa di daerah yang penduduk muslimnya “hanya” 30% -- bahkan berdasarkan statistik terakhir yang dikutip dari Wikipedia hanya 28% -- merupakan sebuah tantangan tersendiri yang telah menguatkan diri sebagai muslim sejati.
Baca selengkapnya »

Jejak Pesepak Bola Aceh di Timnas (Who The Next Ismed Sofyan?)

Ismed Sofyan (Foto; www.zimbio.com)
Akhir-akhir ini ditengah kebobrokan prestasi sepakbola nasional, kita seakan kembali bergairah dengan kedatangan tiga klub elit Eropa. Tak tanggung-tanggung raksasa English Premier League (EPL) Arsenal, Liverpool dan Chelsea, yang dalam waktu berdekatan menyambangi Gelora Bung Karno dalam kampanye Tour Asian mereka. Dengan mengandalkan pemain-pemain terbaiknya, mereka tampil “serius” menghadapi kumpulan pemain-pemain terbaik Indonesia.



Bukan rahasia lagi negara kita adalah pasar terbesar di Asia Tenggara, hal ini menjadikan lawatan ketiganya ke Indonesia lebih kepada strategi perluasan bisnis dan tentunya meraih pundi-pundi uang, Terlepas dari tujuan hadir ketiganya ke negara yang “hanya” berperingkat 170 FIFA, menghadapi klub top Eropa adalah suatu kebangggan dan juga momentum bagi pesepakbola kita untuk belajar dari pemain-pemain kelas dunia.



Menarik jika menilik susunan pemain asuhan pelatih Jackson F. Tiago pada laga melawan Arsenal dan Liverpool, dan pelatih Rahmad Darmawan pada laga melawan Chelsea. Sebagai putra Aceh, penulis miris, tak ada seorang pun pemain berdarah Aceh yang masuk ke dalam skuad. Pasti ada yang salah dengan pola pembinaan sepakbola Aceh!
Baca selengkapnya »

My Journey: Menikmati "Surga" di Puncak Kelimutu



 puncak gunung Kelimutu (Dok. Pri)
Masih ingat uang pecahan Rp 5000,- (Lima Ribu Rupiah) yang menjadi alat tukar resmi pada tahun 1990-an? bagi anda yang memorinya masih baik pasti dengan mudah mengingat gambar yang ada pada uang tersebut. Ya, di salah satu sisi uang tersebut, tepatnya di bagian belakang terdapat gambar Danau Tiga Warna Kelimutu di pulau Flores yang telah mendunia itu.


Pulau Flores memang begitu mempesona, tak salah apabila S.M. Cabot, seorang Portugis yang pertama kali menginvasi daerah tersebut pada empat abad yang lalu, memberikan nama dengan bahasa Portugis “Cabo des Flores” yang berarti “Tanjung Bunga”. Kenapa bunga? apalagi kalau bukan karena ketakjuban mereka atas keindahan pulau Flores. 

Salah satu sudut Flores yang membuat kita seakan-akan tengah berada di “Surga” adalah Danau Tiga Warna Kelimutu. Suatu keindahan yang luar biasa berupa fenomena alam yang tidak ada duanya di muka bumi, yakni Tiga Danau Kawah yang bisa berubah-ubah warna dengan sendirinya. Keajaiban alam yang dibangun oleh aktivitas geologi gunung Kelimutu, yakni gunung api aktif setinggi 1.690 m di atas permukaan laut.
Baca selengkapnya »

Sarjana Mendidik Asal Aceh Gelar Aksi Sosial Dari Aceh Untuk Lembata

tampak penampilan tarian "Tarek Pukhat" (Foto: Miswan Huda)

Menjadi seorang pendidik dalam program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T), bukan semata-mata bertugas untuk mengisi kekosongan tenaga pendidik di daerah 3T. Tetapi lebih dari itu, SM-3T dituntut untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung program pembangunan pendidikan di daerah 3T.


Hal inilah yang mendorong para Sarjana Mendidik asal LPTK Universitas Syiah Kuala Aceh penempatan kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar Aksi Sosial dari Aceh untuk Lembata dengan mengusung tema “Mengemas Generasi Emas Untuk Indonesia Emas”.

Berpusat di desa Babokerong, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata. Aksi sosial ini sendiri dilaksanakan selama tiga hari pada tanggal 6-8 Juli 2013. Kegiatan aksi sosial berlangsung lancar, banyak agenda yang disiapkan oleh para “Cekgu Aceh” dan panitia lokal. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: khitan massal, aneka lomba, pelatihan kepemimpinan, pertandingan olahraga, pementasan seni dan budaya dan bakti sosial.
Baca selengkapnya »

Stadion Halliwen Atambua, Potret Buram Sepak Bola Indonesia (Timur)

Stadion Halliwen Atambua (Dok. Pribadi)

Perjalanan Menuju Perbatasan antara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) – Negara Demokratik Timor Leste, membawa penulis kepada pemandangan yang menyesakkan dada. Tepat di kawasan Halliwen, kota Atambua ibukota kabupaten Belu, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terdapat stadion sepakbola yang dulu sempat digadang-gadang akan menjadi stadion termegah di Atambua, namun kini hanya tinggal besi dan beton tua yang menghitung hari untuk roboh.
                                       
Bila kita perhatikan stadion Halliwen walau belum rampung, sudah dalam perencanaan pembangunan yang baik, terdapat tribun utama yang bisa menampung sekitar 1000 penonton. Tepat di bawah tribun di lengkapi dengan mess pemain dan kantor. Keliling stadion juga dibangun beton setinggi 3 meter. Luas lapangan sudah sesuai dengan standar Internasional. Belum lagi letak stadion yang strategis, hanya berjarak sekitar 500 meter dari Bandar udara Halliwen Atambua.

Tapi nyatanya kini, stadion Halliwen hanya jadi "bangkai" yang mungkin hanya menjadi pengganggu pandangan para pengguna jalan. Dari kejauhan kita mendapati pemandangan ternak yang sedang menikmati rumput stadion Halliwen dengan lahapnya. Ya, pemandangan yang aneh, seharusnya kita melihat sekelompok anak manusia sedang bermain si kulit bundar, bukan hewan. miris!
Baca selengkapnya »

Sepak Bola VS Pendidikan, Pilih Mana?



ilustrasi
Jutaan anak Indonesia bermimpi menjadi pemain sepakbola profesional. Tapi kenyataannya, tak ada jaminan hidup disepakbola negeri ini, hal inilah yang akhirnya membuat para orang tua yang peduli dengan masa depan anaknya, memilih mengarahkan anaknya di jalur pendidikan.

Sejak keluarnya peraturan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 tahun 2012, dengan tegas Mendagri menyetop pengucuran Anggaran Penda­patan Belanja Daerah (APBD) oleh pemerintah daerah untuk klub sepakbola profesional. Tak boleh lagi ada dana untuk sepakbola pro­fesional, klub sepakbola profesional dituntut untuk mandiri mencari dana sendiri untuk membiayai kebutuhan operasional kompetisi.

Masih segar dalam ingatan, 11 pemain PSMS Medan yang berkompetisi di divisi utama PT LI, melakukan unjuk rasa di Kantor PSSI pusat. Dengan bermodal nekad mereka menyambangi Senayan untuk bertemu para petinggi-petinggi PSSI. Mereka ingin mengadu akan nasib mereka yang gajinya selama 10 bulan tak di bayar oleh klub. Selama di Jakarta mereka hanya makan seadanya dan bahkan tidur di Masjid, layaknya gerombolan gelandangan. Padahal mereka adalah pesepakbola profesional yang menggantungkan hidupnya di sepakbola, bagaimana juga dengan nasib anak istri mereka yang harus dinafkahi? miris!
Baca selengkapnya »

Sepak Bola Milik Semua, Kejar Mimpimu nak!

SSB Naga Muda (Dok. Pribadi)

Sepakbola itu universal, sepakbola milik semua. Tak peduli status sosial anda, latarbelakang pendidikan, asal-usul, etnis, ras, bahkan agama, semuanya bersatu dalam sepakbola. Tak terkecuali anak-anak petani desa Belabaja sekitarnya, atau yang lebih populer dengan sebutan kawasan Boto. Hidup di daerah yang jauh dari  hingar bingar kota, tak membuat mereka berhenti merajut asa menjadi pesepakbola. 

 

Boto merupakan sebutan untuk desa Belabaja dan desa Labalimut yang dahulunya adalah satu desa, namun karena terjadi pemekaran, Boto terbelah menjadi dua desa tadi. Boto sendiri berada di kecamatan Nagawutung, kabupaten Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dari kota Lewoleba -pusat pemerintahan kabupaten Lembata-, butuh waktu sekitar dua jam perjalanan dengan kendaraan bermotor untuk menuju daerah tersebut. 

Tapi tunggu dulu, untuk menuju ke sana anda harus ekstra berhati-hati, kondisi jalan yang rusak parah bakal membuat anda "setengah mati". Jangan mengharapkan merasakan nikmatnya listrik disiang hari, karena listrik hanya menyala selama 12 jam pada malam hingga pagi hari. Belum lagi jaringan telekomunikasi juga masih susah payah membuat kawasan Boto terasa terisolir.
Baca selengkapnya »

Jelang Sail Komodo, Lembata Adakan Pembersihan Pantai Waijarang

Tampak para pelaku aksi sosial sedang membersihkan semak di pinggiran jalan menuju pantai

Pergelaran akbar Sail Komodo 2013 tinggal hitungan hari, kabupaten Lembata sebagai salah satu lokasi destinasi wisatawan domestik dan mancanegara pada ajang tersebut, makin giat mempersiapkan diri. Salah satunya dengan mengadakan kerja bakti pembersihan lingkungan pantai Waijarang, pada hari jumat (07/06/2013) lalu.

 

Aksi sosial tersebut langsung dipimpin oleh Bupati Lembata, Eliaser Yentje Sunur, dan Wakil Bupati Lembata, Viktor Mado Watun, serta dihadiri oleh segenap PNS dan Karyawan lingkungan instansi pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Lembata, Masyarakat desa Waijarang dan juga berpartisipasi para Sarjana Medidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) asal Aceh penempatan kabupaten Lembata.

Aksi tersebut sendiri dimulai pada pukul 07.00 Wita dan selesai pada pukul 11.00 Wita. Fokus pembersihan adalah lokasi wisata pantai Waijarang dan akses jalan menuju lokasi wisata yang terkenal dengan pasirnya yang putih tersebut. Segala jenis sampah dan semak belukar di sekitar lokasi tak ada yang luput dari perhatian pelaku aksi sosial.

Baca selengkapnya »

Penyelenggaran O2SN di Daerah 3T, Formalitas kah?


 
Tim Bolvoli Putra Kecamatan Nagawutung O2SN Kabupaten Lembata 2013
Penyelenggaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (02SN), telah memasuki edisi ke-6. Suatu kegiatan tahunan yang bertujuan memberikan motivasi siswa untuk menyalurkan bakat dan minat terhadap olahraga. Ajang ini diadakan berjenjang dari tingkat Sekolah/Gugus, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Para atlet yang mampu meraih juara O2SN tingkat nasional nantinya akan disiapkan mewakili Indonesia di ajang olahraga internasional tingkat pelajar.

Sekilas tak ada yang salah dari event olahraga multi cabang tingkat pelajar yang pertama kali di gelar tahun 2008 tersebut, banyak atlet pelajar potensial terjaring tiap tahunnya. Penyelenggaraan O2SN juga banyak menuai pujian dari kalangan pemerhati olahraga. Ya, atlet pelajar adalah pintu menuju atlet berprestasi di masa depan. Pemerintah sadar, tak ada yang instan dalam pembinaan olahraga pretasi.


Baca selengkapnya »

Akhir Drama Trio London (Pengalaman Berbicara)

Kompetisi sepakbola yang disebut-sebut sebagai liga terbaik di dunia, Barclays Premier League (BPL) musim 2012-2013 telah berakhir sepekan yang lalu. Banyak catatan menarik yang tersisa, bukan hanya drama perebutan mahkota gelar juara oleh duo Manchester, drama perebutan zona Liga Champions (LC) dan adu gengsi trio London Chelsea, Arsenal dan Tottenham Hotspur juga turut menghiasi BPL sepanjang musim. 


Membicarakan persaingan tiga tim ibukota tersebut jauh lebih menarik, ketimbang membahas siapa yang menjadi pemuncak klasemen. Bagaimana tidak, Persaingan ketat ketiganya menjelang finish membuat jantung para fans berdetak lebih kencang. Saling bergantian mengisi posisi 3-5 klasemen, pada akhirnya peraih jatah sisa tiket zona LC baru bisa ditentukan pada hasil pertandingan terakhir liga.

Mari kita sejenak mundur ke belakang.


Baca selengkapnya »

Lamalera dalam Lensa

Menjadi seorang pendidik tugas utamanya adalah mendidik, hal ini sudah terpatri jelas oleh seluruh Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam proses pengabdian tersebut seorang Sarjana Mendidik disadari ataupun tidak telah menikmati berbagai “bonus” yang disediakan, bonus tersebut bukan hanya sekedar menambah “jam terbang” sebagai seorang pendidik, atau menikmati biaya hidup yang mengalir ke rekening tiap bulannya. “Bonus” yang tidak kalah penting adalah dapat menikmati keindahan alam Indonesia lengkap dengan tradisi adat dan budayanya.

Siapa yang tidak mengenal tradisi perburuan ikan paus secara tradisional di Lamalera. Tradisi yang sudah turun temurun sejak berabad-abad yang lalu ini menjadi brand kabupaten Lembata. Kebanyakan orang lebih mengenal tradisi ini ketimbang Lembata itu sendiri. Ya, tradisi perburuan ikan paus yang berada di pantai selatan kabupaten Lembata tersebut telah mendunia, tak hanya wartawan dan pelancong lokal yang wara-wiri meliput tradisi tersebut, tapi turis-turis dari berbagai belahan dunia juga tak mau kalah ikut mengabadikan prosesi tersebut.
Baca selengkapnya »

Sarjana Mendidik Asal Aceh Gelar Penyuluhan Bahaya HIV/AIDS di Lembata

Suasana acara penyuluhan bahaya HIV/AIDS (Dok. pribadi)
Penyebaran Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) sudah menjadi masalah Internasional. Sebagai kaum yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS, sudah sepantasnya remaja mendapat informasi sebanyak-banyaknya tentang bahayanya agar dapat mengantisipasi sejak dini. 

Alasan itulah yang mendorong Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) asal Aceh yang kini tengah bertugas di kabupaten Lembata,Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar sosialisasi bahaya HIV/AIDS di kalangan remaja. Acara yang bekerjasama dengan Pemerintah kabupaten Lembata, dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) dan pengurus remaja Mesjid Nur Salam Wangatoa-Lewoleba tersebut, dihelat  di balai Posyandu Wangatoa Minggu (12/05/2013) lalu.

Baca selengkapnya »

Merayakan Hari Jadi di Timur Indonesia

"Pertama kali dalam hidup merasakan hari bertambahnya umur di luar tanah kelahiran. Meninggalkan Aceh dan orang-orang tersayang demi turut serta mencerdaskan anak bangsa. Berada jauh di timur Indonesia hidup dalam segala keterbatasan dan penuh tantangan,"

Mungkin terlalu berlebihan karena banyak dari teman-teman seperjuangan yang juga merasakan hal yang sama, toh, semuanya tetap patut disyukuri. Masih diberi kesehatan dan umur panjang dari Sang Khalik adalah kenikmatan yang luar biasa.

Terlahir di dalam keluarga yang tidak mengagung-agungkan hari ulang tahun membuatku terbiasa melewati hari jadi dengan biasa-biasa saja. Tak ada kado, tak ada kue ulang tahun ataupun hingar bingar pesta. Hanya ucapan serta doa dari keluarga dan orang-orang terdekat. Itu semua sudah cukup!


Baca selengkapnya »

Air Terjun Lodowavo “Surga” yang Tersembunyi



Air Terjun Lodowavo (Foto: Sukry Ashari)
Berbicara potensi wisata Lembata seakan tidak ada habisnya. Kabupaten yang sudah mendunia lewat tradisi perburuan ikan paus dengan cara tradisional tersebut banyak menyimpan potensi tapi sayangnya belum dikelola dengan maksimal. Secara geografis Lembata merupakan pulau kabupaten, sehingga memiliki garis pantai yang panjang. Tapi bukan hanya menawarkan pantai-pantainya yang eksotis khas Indonesia timur, tekstur alamnya yang sebagian besar merupakan dataran tinggi melukiskan panorama yang indah. Ada satu tempat wisata yang selama ini kurang mendapatkan perhatian bahkan dari penduduk Lembata sendiri. “Surga” itu bernama air terjun Lodowavo.

 Saat anda berkunjung ke Lembata dan cobalah bertanya di manakah letak air terjun Lodowavo kepada masyarakat Lembata, dan anda akan mendapat jawaban-jawaban yang tidak memuaskan. Ya, kebanyakan dari masyarakat Lembata tidak tahu lokasi “surga” tersembunyi tersebut. Kalaupun ada yang mengetahui mereka pastinya adalah masyarakat petani desa Atawuwur yang merupakan lokasi air terjun tersebut berada.

Baca selengkapnya »

Ironi Prestasi Sepak Bola Aceh (Mencari Figur Ketua PSSI Aceh yang Baru)



Konflik kepengurusan sepakbola nasional beberapa tahun belakangan menjadi faktor utama menurunnya prestasi sepakbola di negeri ini. Pengurus sepakbola di daerah-daerah seakan larut oleh masalah antara elit sepakbola tersebut. Tak terkecuali Aceh, di bawah kendali Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI Aceh periode 2009-2013 prestasi sepakbola Aceh laksana "Poco-poco" alias jalan di tempat.

Dunia persepakbolaan Aceh belakangan disuguhi banyaknya klub-klub sepakbola Aceh yang menembus kasta tinggi persepakbolaan nasional. Mulai dari sengitnya Indonesian Super League (ISL) dan Divisi Utama di bawah naungan  BLAI -yang sempat tidak diakui- hingga ketatnya persaingan Indonesian Primer League (IPL) dan Divisi Utama di bawah operator LPIS.



Baca selengkapnya »

Sudut Lewoleba (Secuil Cerita dan Rekaman Lensa)

Konon tahun 2011 lalu bintang film era 80-an yang kini terjun ke dunia politik, Rano Karno mengunjungi kota Lewoleba guna menjadi salah satu juru kampanye (jurkam) pemenangan pasangan Eliaser Yentji Sunur-Viktor Mado Watun sebagai Cabup dan Cawabup dalam Pilkada Kabupaten Lembata periode 2011-2016. 

Sesampainya di kota yang menjadi pusat pemerintahan kabupaten Lembata provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut, Rano Karno bersama rombongan melakukan konvoi mengitari kota Lewoleba yang disambut gemuruh warga Lewoleba. Setelah lama berkonvoi Rano Karno pun dengan polos bertanya pada rombongan "kotanya di mana ya?"

Pertanyaan yang sangat menggelitik sekaligus memerahkan telinga, "Si Doel" tidak sadar apa yang Ia lewati selama berkonvoi ria merupakan jalanan kota Lewoleba. Apa yang ada di dalam pikiran Rano Karno kurang lebih sama dengan apa yang penulis pikirkan ketika pertama kali menginjakkan kaki di tanah Lewoleba. Ya, Lewoleba masih belum lah layak disebut dengan sebutan "kota", Lewoleba masih tertinggal dibandingkan kota-kota pusat pemerintahan kabupaten lainnya khususnya di barat Indonesia.


Baca selengkapnya »