Resolusi 2014: Terus Belajar dan Raih Mimpi


foto: simfonikehidupan.wordpress.com
Orang-orang Barat berkata: “Time flies when you’re having fun,” yang jika kita coba terjemahkan kira-kira bermaknakan: “Waktu berlalu tanpa terasa jika kita senang hati menjalaninya.” Ya, memang benar adanya. Tanpa terasa waktu berjalan dengan cepatnya. Hanya dalam hitungan beberapa hari saja kalender pun akan berganti. Sejenak terbayang kembali momen-momen bersejarah dalam hidup yang terjadi pada tahun 2013 lalu. Suka dan duka yang bergantian menyelimuti sepanjang tahun akan berubah menjadi kenangan.

Banyak yang sudah  menantikan datangnya tahun 2014. Tahun yang bagi orang Indonesia dianggap sebagai tahunnya politik. Doa, harapan dan semangat baru menancap di diri kita masing-masing. Tak terkecuali denganku. Aku pun sudah mempersiapkan resolusi untuk tahun depan. Sederhana tapi penting, aku ingin terus mengenyam pendidikan. Belajar, belajar dan belajar!

Awal tahun 2014 ini aku sudah ditunggu oleh pendidikan formal bernama Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selama setahun aku akan kembali ke universitas untuk belajar bagaimana menjadi seorang guru profesional. Program PPG ini aku dapatkan melalui beasiswa dari Kemendikbud. Beasiswa itu ku dapat setelah bersama teman-teman lainnya bertugas menjadi pendidik di salah satu daerah tertinggal di Indonesia.
Baca selengkapnya »

E-learning: Guru, Siswa dan Teknologi

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong lahirnya begitu banyak inovasi untuk memudahkan aktivitas manusia. Tak terkecuali di dunia pendidikan. Kini  proses belajar mengajar semakin efektif dan menarik dengan lahirnya media pembelajaran perangkat lunak bernama e-learning.

Apa itu e-learning? Electronic learning (biasa disingkat: e-learning) adalah cara baru dalam dunia belajar-mengajar. Menurut Hartley (2001), e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.

Kehadiran e-learning telah mengubah cara belajar mengajar konvensional, yang selama ini lewat tatap muka di ruang kelas menjadi pembelajaran berbasis internet atau online. Sebagai gambaran, seorang guru tidak perlu menjelaskan tentang materi pelajaran di depan kelas. Guru cukup menampilkan materi via Learning Management System (LMS) sebagai kelas virtual. Materi tersebut bisa dalam bentuk modul yang dilengkapi dengan multimedia pendukung seperti gambar dan video yang memperkuat isi materi. Dalam ruang kelas virtual ini tersebut juga dilengkapi dengan aplikasi chat untuk sarana interaksi peserta didik dan pembelajar.
Baca selengkapnya »

Wajah Pariwisata di Daerah Tertinggal



Pantai Bean, potensi wisata di daerah tertinggal (Dok. pri)
Bali merupakan tujuan wisata unggulan di Indonesia. Tapi Indonesia bukan hanya Bali, masih banyak daerah lain di Indonesia yang menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Kebanyakan “surga” itu malah belum terjamah atau belum banyak dikunjungi wisatawan. Selain kurang gencarnya promosi, lokasinya yang jauh dan tidak didukung dengan sarana prasarana yang memadai, membuat tempat-tempat potensi wisata di daerah tertinggal miskin pengunjung.

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal mencatat, saat ini terdapat 183 kabupaten yang dikategorikan sebagai Daerah Tertinggal di Indonesia. Dari jumlah itu, 70 % penyebaran daerah tertinggal saat ini terdapat di Kawasan Timur Indonesia. Miris memang, padahal kawasan Indonesia Timur punya modal untuk berkembang lewat industri pariwisata. Keindahan alam di Kawasan Timur jangan diragukan lagi, ditambah kekayaan adat dan budaya yang masih lestari bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Contohnya saja provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), penyelenggaran Sail Komodo 2013 beberapa waktu lalu telah membantu Daerah ini memperkenalkan kepada dunia potensi wisata yang dimilikinya. Memiliki seribu pulau lebih, tapi ironisnya kunjungan wisatawan ke daerah ini masih kalah jauh dari tetangganya Bali dan NTB. Banyak potensi wisata NTT yang belum digarap dengan maksimal.
Baca selengkapnya »

Saatnya Aceh Jadi Tuan Rumah PON



Status tuan rumah ajang Pekan Olah raga Nasional (PON) dalam beberapa edisi penyelenggaraan terakhir menjadi rebutan Provinsi-provinsi di Indonesia. Lihat saja bidding (bursa pencalonan) tuan rumah PON edisi ke- XX yang menurut rencana akan diselenggarakan pada tahun 2020 mendatang. Papua, Bali, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Utara dan Aceh bersaing ketat menjadi tuan rumah pesta olah raga terakbar di tanah air itu.

Bukan tanpa alasan daerah-daerah di atas berebut status host even empat tahunan itu. Menjadi tuan rumah PON dipercaya mendapat banyak keuntungan. Pertama, Keuntungan secara prestasi. Menjadi tuan rumah punya motivasi lebih karena para atlet berlaga di rumah sendiri. Tuan rumah juga diuntungkan dalam penyiapan atlet mereka karena sudah lebih awal beradaptasi menggunakan venue-venue yang menjadi arena pertandingan. Tidak heran jika dari beberapa penyelenggaraan terakhir daerah yang menjadi tuan rumah PON perolehan medalinya melonjak drastis.

Dampak jangka panjangnya, pembaharuan infrastruktur lewat membangun ataupun merenovasi venue-venue yang dipersiapkan untuk PON. Nantinya arena pertandingan tersebut akan menjadi aset daerah dan dikelola oleh daerah penyelenggara PON. Ke depannya tuan rumah tidak dipusingkan lagi dengan keterbatasan sarana dan prasarana sebagai penunjang prestasi olah raga. Hal ini diyakini bisa meningkatkan prestasi olah raga penyelenggara PON dimasa depan.
Baca selengkapnya »