Ilustrasi (foto: goal.com) |
Pernah dengar pesepakbola bernama Dominic
Adiyiah? Jika anda seorang milanisti pasti
tak begitu asing dengan pemain satu ini. Ya, pemain Internasional Ghana ini
pernah berseragam AC Milan periode 2010-2012. Digadang-gadang sebagai talenta
muda yang akan bersinar di Eropa, Adiyiah malah banyak menghabiskan karier
profesionalnya di klub-klub semenjana.
Nama
pemain berposisi penyerang ini pernah menjadi buah bibir pada perhelatan Piala
Dunia U-20 Mesir tahun 2009 lalu. Bagaimana tidak, Ghana dibawanya menjadi
juara setelah mementaskan perlawanan Brasil di final. Berkat penampilan
gemilangnya Adiyiah dinobatkan sebagai pemain terbaik. Bukan hanya itu, koleksi
delapan golnya juga menetapkannya sebagai top skor kejuaraan dua tahunan itu.
Sinar terang bakat pria kelahiran 29 November 1989 ini membuat raksasa Italia, AC Milan kepincut dan memboyongnya dari klub Norwegia, Fredrikstad FK pada Januari 2010. Datang dengan ekspektasi besar dari publik merah-hitam, Ia diyakini akan menjadi pemain masa depan Milan kala itu.
Bagi
anda yang pernah menyaksikan laga-laga Ghana di Piala Dunia U-20 Mesir lalu
pasti sepakat bahwa Dominic Adiyiah adalah pemain muda dengan bakat jempolan.
Sinarnya kala itu lebih terang dari pemain-pemain jebolan Piala Dunia U-20 Mesir lainnya semisal Giuliano Victor de
Paula, Alex Teixera, Gaston Ramirez, Lewis Holtby, Sven dan Lars Bender, Cesar Azpilicueta,
Ander Herrera dan Jordi Alba.
Disaat
kolega-koleganya yang disebut di atas tadi sedang menapaki manisnya kompetisi
elit Eropa. Dominic Adiyiah yang notabene pemain terbaik di kejuaraan pemain
muda paling bergengsi itu prestasi nya bisa dikatakan melempem. Walaupun bisa dikatakan tak jelek-jelek amat—karena
masih berlaga di Eropa-- tapi tetap saja
masih jauh dari harapan dan terlupakan.
Bukan Hanya Bakat
Layaknya
sebuah rumus matematika yang tak
terpecahkan, tak ada yang bisa memastikan masa depan seorang pemain muda. Walaupun
banyak pengamat yang mencoba untuk memprediksi, mengira-ngira, menebak-nebak,
mereka-reka dan menggadang-gadang masa
depan seorang pemain muda. Toh, tetap semuanya adalah sebuah “misteri” tak
terjawab.
Pemain
muda boleh datang dan pergi, lahir dan berkembang, tapi tak ada yang tahu masa depan seorang pemain nantinya. Apakah Ia akan mampu meningkatkan
levelnya? Apakah Ia akan mencapai puncak potensinya? atau malah bakatnya
tengggelam, terlupakan.
Saya
pernah mendengar cerita dari seorang pemain asal Brasil yang sempat merumput di
Indonesia. Ia berkata bahwa di Brasil begitu banyak pemain yang mempunyai bakat
dan skill tinggi layaknya Ronaldinho,
Robinho, Kaka dan pemain-pemain top Brasil lainnya yang berkompetisi di benua
biru. Tapi tak semua pemain-pemain tadi berhasil mencapai puncak potensinya dan
dilirik pemandu bakat klub-klub Eropa.
Mungkin
anda juga pernah mendengar kisah seorang Raphael Maitimo yang pernah mengejar
mimpi-mimpinya bersama Robin van Persie di akademi klub Belanda, Feyenord
Rotterdam. Lalu mereka dipertemukan kembali pada sebuah laga persahabatan Internasional
antara Indonesia melawan Belanda tahun lalu. Di mana saat itu van Persie telah
menjelma sebagai striker top dunia, sedangkan Maitimo “hanya” menjadi pemain
naturalisasi dan berlaga di liga negara
moyangnya.
Lalu
apa yang membuat nasib Si pemain asing Brasil itu begitu kentara dengan deretan
pemain-pemain top Brasil yang disebut tadi? Atau faktor apa yang membuat nasibnya Raphael
Maitimo sangat kontras dengan Robin van Persie, padahal mereka berasal dari
“pabrik” yang sama.
Jawabannya
sederhana, menjadi pesepakbola papan atas tak cukup hanya bermodal bakat.
Pemain dengan bakat besar tentu punya peluang untuk menjadi pemain papan atas.
Tapi bakat saja tidak cukup, butuh faktor pendukung lain yang tak kalah
penting: kerja keras dan disiplin.
Latihan
adalah kebutuhan, tanpa latihan yang keras (bukan over training) sulit
mengharapkan seorang pemain akan mengalami progres. Dengan program latihan yang
sistematis seorang pemain akan mengetahui sisi kelemahan yang perlu
ditingkatkan.
Dengan
disiplin seorang pemain dapat membantengi diri dari hal-hal buruk di luar
lapangan. Gaya hidup seorang atlet tentu berbeda dengan orang non atlet.
Konsumsi makanan, waktu istirahat, cara bersosial sudah barang tentu berbeda.
Mantan
manajer Mancester United, Sir Alex Ferguson tahu betul bagaimana caranya
mengasah potensi seorang pemain muda. Menurut opa yang baru saja pensiun ini, seorang pemain muda selain harus
berlatih keras, juga wajib menjaga jarak dengan hal-hal buruk di luar lapangan.
Wayne Rooney, Cristiano Ronaldo, hingga “angkatan 92” adalah contoh kesuksesan
tangan dingin Fergie menempa pemain berbakat menjadi pemain top.
“Kutukan” Cepat Puas
Di
negara-negara sepak bolanya maju, sedari dini pemain muda sudah ditempa oleh
akademi-akademi sepak bola. Anggaran untuk pengembangan pemain muda tidak
sedikit. Contohnya saja di Jerman, 36 klub profesional Jerman (Bundesliga dan
Bundesliga 2) menghabiskan total 100 juta dolar tiap tahunnya hanya untuk
pengembangan pemain muda semua kelompok umur. Tapi nilai itu sebanding dengan output
yang dihasilkan. Prestasi timnas Jerman belakangan ini sangat baik, regenerasi
pemain berjalan lancar.
Timnas U-19 (foto: tribunnews.com) |
Lalu
bagaimana dengan pengembangan pemain muda di Indonesia sendiri? Ya, kita selalu
bermasalah dengan regenerasi. Selalu ada masalah disaat pemain senior mulai
uzur dan sudah melewati masa emas. Banyak yang perlu dibenahi, mulai dari
metode pembinaan yang usang, hingga fokus organisasi yang lebih mendewakan liga
profesional.
Jika
anda memperhatikan ada sebuah fenomena unik. Banyak pemain muda Indonesiayang
perkembangannya begitu pesat disaat remaja tapi prestasinya jeblok saat dekat
dengan jenjang senior. Atau sebaliknya ada seorang pemain muda yang pada
awalnya prestasinya biasa-biasa saja tapi malah menjadi bintang ( level
Indonesia) di kala senior.
Syamsir
Alam, pemain muda jebolan SAD Uruguay sempat menjadi harapan Indonesia karena
potensinya yang luar biasa, tapi kini malah menjadi pesakitan. Kontraknya tak
dilanjutkan oleh klub Belgia, CS Vise, Ia juga gagal bersaing dan dicoret dari
timnas U-23 Sea Games asuhan Rahmad Darmawan November tahun lalu. Ironi!
Seorang
pengamat yang juga pelatih sepak bola, Timo S. Scheunemann mewanti-wanti akan
kebiasaan buruk pemain Indonesia yang Ia sebut dengan “kutukan” cepat puas. Menurut
mantan pelatih Persema Malang ini, pemain-pemain muda Indonesia gagal mencapai
potensi terbaiknya karena “kutukan” cepat puas itu, yang ujungnya kualitas
timnas senior tak pernah meningkat.
Sikap
cepat puas atau “besar kepala” ini seperti sudah turun temurun. Permasalahan paling
utama pemain-pemain muda Indonesia terletak pada mentalnya yang rapuh. Haus
pujian tapi tak senang dengan kritik. Saat prestasinya tengah menanjak mereka
lupa bahwa mereka belum sampai dipuncak karier. Mulai malas berlatih, belum
lagi ada yang matrealistis, dan dekat dengan dunia malam.
Indonesia
kini tengah larut dengan euforia lahirnya “generasi emas” yang diyakini akan
membawa Indonesia ke level yang lebih baik. Ya, harapan itu adalah Timnas U-19.
Apakah anda sepakat bahwa generasi ini akan berhasil memenuhi ekspektasi 240
juta penduduk Indonesia?
Sekali lagi tak ada yang bisa memprediksi perkembangan
pemain muda. Kita harus menunggu beberapa tahun lagi hingga mereka berada di
jenjang senior. Karena sejatinya muara pembinaan adalah prestasi di level
senior. Tapi tak ada salahnya tetap optimis dan terus berharap.
=====
@RizkiZulfitri
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
BalasHapusKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
eq570 www.replicabag2023.ru uz430
BalasHapus