Sepak Bola VS Pendidikan, Pilih Mana?



ilustrasi
Jutaan anak Indonesia bermimpi menjadi pemain sepakbola profesional. Tapi kenyataannya, tak ada jaminan hidup disepakbola negeri ini, hal inilah yang akhirnya membuat para orang tua yang peduli dengan masa depan anaknya, memilih mengarahkan anaknya di jalur pendidikan.

Sejak keluarnya peraturan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 tahun 2012, dengan tegas Mendagri menyetop pengucuran Anggaran Penda­patan Belanja Daerah (APBD) oleh pemerintah daerah untuk klub sepakbola profesional. Tak boleh lagi ada dana untuk sepakbola pro­fesional, klub sepakbola profesional dituntut untuk mandiri mencari dana sendiri untuk membiayai kebutuhan operasional kompetisi.

Masih segar dalam ingatan, 11 pemain PSMS Medan yang berkompetisi di divisi utama PT LI, melakukan unjuk rasa di Kantor PSSI pusat. Dengan bermodal nekad mereka menyambangi Senayan untuk bertemu para petinggi-petinggi PSSI. Mereka ingin mengadu akan nasib mereka yang gajinya selama 10 bulan tak di bayar oleh klub. Selama di Jakarta mereka hanya makan seadanya dan bahkan tidur di Masjid, layaknya gerombolan gelandangan. Padahal mereka adalah pesepakbola profesional yang menggantungkan hidupnya di sepakbola, bagaimana juga dengan nasib anak istri mereka yang harus dinafkahi? miris!
Baca selengkapnya »

Sepak Bola Milik Semua, Kejar Mimpimu nak!

SSB Naga Muda (Dok. Pribadi)

Sepakbola itu universal, sepakbola milik semua. Tak peduli status sosial anda, latarbelakang pendidikan, asal-usul, etnis, ras, bahkan agama, semuanya bersatu dalam sepakbola. Tak terkecuali anak-anak petani desa Belabaja sekitarnya, atau yang lebih populer dengan sebutan kawasan Boto. Hidup di daerah yang jauh dari  hingar bingar kota, tak membuat mereka berhenti merajut asa menjadi pesepakbola. 

 

Boto merupakan sebutan untuk desa Belabaja dan desa Labalimut yang dahulunya adalah satu desa, namun karena terjadi pemekaran, Boto terbelah menjadi dua desa tadi. Boto sendiri berada di kecamatan Nagawutung, kabupaten Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dari kota Lewoleba -pusat pemerintahan kabupaten Lembata-, butuh waktu sekitar dua jam perjalanan dengan kendaraan bermotor untuk menuju daerah tersebut. 

Tapi tunggu dulu, untuk menuju ke sana anda harus ekstra berhati-hati, kondisi jalan yang rusak parah bakal membuat anda "setengah mati". Jangan mengharapkan merasakan nikmatnya listrik disiang hari, karena listrik hanya menyala selama 12 jam pada malam hingga pagi hari. Belum lagi jaringan telekomunikasi juga masih susah payah membuat kawasan Boto terasa terisolir.
Baca selengkapnya »

Jelang Sail Komodo, Lembata Adakan Pembersihan Pantai Waijarang

Tampak para pelaku aksi sosial sedang membersihkan semak di pinggiran jalan menuju pantai

Pergelaran akbar Sail Komodo 2013 tinggal hitungan hari, kabupaten Lembata sebagai salah satu lokasi destinasi wisatawan domestik dan mancanegara pada ajang tersebut, makin giat mempersiapkan diri. Salah satunya dengan mengadakan kerja bakti pembersihan lingkungan pantai Waijarang, pada hari jumat (07/06/2013) lalu.

 

Aksi sosial tersebut langsung dipimpin oleh Bupati Lembata, Eliaser Yentje Sunur, dan Wakil Bupati Lembata, Viktor Mado Watun, serta dihadiri oleh segenap PNS dan Karyawan lingkungan instansi pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Lembata, Masyarakat desa Waijarang dan juga berpartisipasi para Sarjana Medidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) asal Aceh penempatan kabupaten Lembata.

Aksi tersebut sendiri dimulai pada pukul 07.00 Wita dan selesai pada pukul 11.00 Wita. Fokus pembersihan adalah lokasi wisata pantai Waijarang dan akses jalan menuju lokasi wisata yang terkenal dengan pasirnya yang putih tersebut. Segala jenis sampah dan semak belukar di sekitar lokasi tak ada yang luput dari perhatian pelaku aksi sosial.

Baca selengkapnya »

Penyelenggaran O2SN di Daerah 3T, Formalitas kah?


 
Tim Bolvoli Putra Kecamatan Nagawutung O2SN Kabupaten Lembata 2013
Penyelenggaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (02SN), telah memasuki edisi ke-6. Suatu kegiatan tahunan yang bertujuan memberikan motivasi siswa untuk menyalurkan bakat dan minat terhadap olahraga. Ajang ini diadakan berjenjang dari tingkat Sekolah/Gugus, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Para atlet yang mampu meraih juara O2SN tingkat nasional nantinya akan disiapkan mewakili Indonesia di ajang olahraga internasional tingkat pelajar.

Sekilas tak ada yang salah dari event olahraga multi cabang tingkat pelajar yang pertama kali di gelar tahun 2008 tersebut, banyak atlet pelajar potensial terjaring tiap tahunnya. Penyelenggaraan O2SN juga banyak menuai pujian dari kalangan pemerhati olahraga. Ya, atlet pelajar adalah pintu menuju atlet berprestasi di masa depan. Pemerintah sadar, tak ada yang instan dalam pembinaan olahraga pretasi.


Baca selengkapnya »