Wacana Ketua PSSI Impor

Apapun agamamu, suku, ras, ataupun pandangan politikmu bukan jadi masalah buat ku. Aku juga tidak perduli apa lambang klub kesayanganmu. Sepakbola milik kita semua teman, kita tentu sama-sama punya harapan untuk kemajuan bangsa ini dibidang sepakbola. Kita rindu melihat tim nasional kita bermain di level dunia, merajai asia ataupun minimal juara di kawasan Asia tenggara.

Sebangga apapun kita terhadap negara-negara hebat sepakbola di luar sana, secinta-cintanya kita terhadap klub-klub Eropa, takkan mampu menghilangkan rasa nasionalis kita karena cinta terhadap timnas sepakbola kita sendiri tetap yang paling utama. Rasa menyatu itu selalu hadir disaat kita menyaksikan "merah-putih" berlaga. Disaat menang kita merasakan kebanggan yang luar biasa menjadi orang indonesia, disaat kalah rasa sedih bercampur kesal melanda, tapi keyakinan Indonesia akan menjadi lebih baik lagi untuk ke depan selalu ada.

Sepakbola itu universal, sepakbola milik semua orang. Pertanyaannya kalau sepakbola itu milik semua kenapa ada orang yang ingin menguasai sepakbola itu sendiri? Mengatasnamakan untuk kepentingan bersama lalu berbuat semena-mena melangkahi aturan. Ada rahasia besar dibalik itu semua, unsur kepentingan kelompok lebih besar daripada kepentingan bersama.


"Ketua Impor"

Sempat tertuang ide di kepala penulis kalau sudah begini kenapa tidak kita menyewa jasa orang-orang dari Eropa yang kompeten untuk membidani organisasi sepakbola sebesar dan setua PSSI. Bukannya tidak ada "orang lokal" yang mampu memimpin PSSI, tetapi konflik antara PSSI dan KPSI membuat kita trauma, tersiksa akal memikirkan solusi, sehebat apapun solusi yang ditawarkan kalau kadar ego masih tinggi takkan pernah titik temu. Ditakutkan konflik akan hadir kembali di masa yang akan datang.

Ini merupakan solusi yang bisa dikatakan ekstrim, tapi bisa menjadi langkah alternatif. Tahap pertama pastinya kita harus bubarkan kepengurusan PSSI dan KPSI dan mencabut hak mereka sebagai pengurus, kedua kubu harus bisa berlapang dada kita blacklist dari kepengurusan PSSI di masa mendatang. kita lalu menunjuk "ketua impor" (bisa jadi dari FIFA atau AFC) dan menunjuk pengurus-pengurus kepercayaanya. Tentu di dalam kepengurusan tersebut bukanlah semuanya berasal dari FIFA ataupun AFC, jabatan penting menjadi tugas pengurus-pengurus impor tersebut seperti ketua umum, sekjen, dan anggota exco. Tapi anggota pejabat skruktural dari exco tersebut adalah orang-orang lokal yang tentunya netral bukan berasal dari PSSI maupun KPSI.

Tahap kedua, kita beri keleluasaan beliau bekerja, masa jabatan "sang ketua impor" hanyalah satu priode kepengurusan antara 4-5 tahun.Tetapi di dalam tempo tersebut tetap terjadi proses pengkaderan, pada masa jabatan habis ketua berikutnya tentu kembali pada orang lokal sendiri. Adanya proses transfer ilmu bagaimana memimpin organisasi yang baik kepada pengurus-pengurus lokal, toh, kita bisa banyak belajar bagaimana menjalankan roda organisasi, bagaimana dalam membina pemain muda, membentuk kompetisi yang baik, dan tentunya membentuk timnas yang berkualitas. Memimpin organisasi olahraga sebesar PSSI bukanlah mudah, kita tidak perlu malu belajar, demi kemajuan sepakbola kita ke depan.

Tahap ketiga, adalah supervisor, kita semua insan sepakbola nasional harus menjadi pengawas yang baik. Kita tidak bisa melepaskan begitu saja tanpa mengawasi jalannya roda organisasi. Tentunya pengawasan beda dengan intervensi, kita harus bisa membedakan antara mengawasi dengan mengkritisi ataupun intervensi. Saya rasa insan sepakbola Indonesia sudah jauh lebih dewasa, konflik PSSI dan KPSI membuat kita lebih kuat, insan sepakbola Indonesia tau menilai mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Kembali ini hanyalah wacana dari seorang yang mencintai sepakbola dan mencintai negerinya. Melakukan apa yang saya wacanakan bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, toh, semua orang bebas berpendapat dan menyampaikan opininya baik itu bisa di terima ataupun tidak, bagi penulis pribadi tentu ada kelegaan tersendiri bagi penulis.

*****

Rizki Zulfitri, S.Pd*
Guru Penjaskes, Atlet, Pelatih, Pembina, Pengamat Sepakbola

Tidak ada komentar on "Wacana Ketua PSSI Impor "

Leave a Reply