foto: simfonikehidupan.wordpress.com |
Banyak
yang sudah menantikan datangnya tahun
2014. Tahun yang bagi orang Indonesia dianggap sebagai tahunnya politik. Doa,
harapan dan semangat baru menancap di diri kita masing-masing. Tak terkecuali
denganku. Aku pun sudah mempersiapkan resolusi untuk tahun depan. Sederhana
tapi penting, aku ingin terus mengenyam pendidikan. Belajar, belajar dan
belajar!
Awal
tahun 2014 ini aku sudah ditunggu oleh pendidikan formal bernama Pendidikan
Profesi Guru (PPG). Selama setahun aku akan kembali ke universitas untuk
belajar bagaimana menjadi seorang guru profesional. Program PPG ini aku dapatkan
melalui beasiswa dari Kemendikbud. Beasiswa itu ku dapat setelah bersama
teman-teman lainnya bertugas menjadi pendidik di salah satu daerah tertinggal
di Indonesia.
Ini adalah sebuah langkah besar. Aku berkesempatan untuk terus menggali diri khususnya sebagai seorang pendidik. Bila berhasil dalam pendidikan nanti, gelar di belakang namaku akan bertambah menjadi “S.Pd, Gr.”, Orang tuaku pasti bangga. Aku juga ingin dikenal sebagai guru Pendidikan Jasmani yang punya kualitas. Aku tidak ingin profesi guru Penjas dianggap remeh dan dilecehkan orang. Aku ingin menunjukkan bahwa seorang guru Penjas punya andil besar dalam membangun karakter generasi penerus bangsa.
Tidak
hanya dengan pendidikan formal. aku ingin terus meningkatkan kapasitas dan
kapabalitas diri. Aku ingin terus menggembleng diri dengan hal-hal
positif. Walaupun terlambat, aku sangat ingin
mahir berbahasa Inggris. Bukannya latah
dengan hal-hal yang berbau western.
Atau ingin terlihat keren dengan gaya bahasa “keinggris-inggrisan”. Tapi memang kemampuan
berbahasa Inggris sangat penting untuk bersaing di era globalisasi ini. Aku
sadar betul dengan hal itu..
Mulanya
keinginan itu mucul saat aku masih di bangku kuliah. Semasa kuliah aku pernah menjadi
pelatih sepak bola mini di salah satu sekolah Internasional milik Turki yang
ada di Aceh. Siswa-siswa yang aku latih adalah anak-anak sekolah dasar. Ada dari
penduduk lokal dan ada juga Warga Negara
Asing yang orang tuanya sedang bekerja di Aceh. Mayoritas mereka berasal dari
Turki, ada juga dari Korea dan Jerman. Aku salut sekaligus malu. Salut melihat
kemampuan berbahasa mereka, dengan usia masih 8-10 tahun mereka sudah sangat lancar
berbahasa Inggris. Sedang aku yang sudah setua ini sampai sekarang belum bisa
berbahasa Inggris.
Akhir
tahun 2013 ini aku sudah memulai kursus privat bahasa Inggris. Aku butuh waktu
untuk bisa fasih berbahasa Inggris. Kadang ada rasa menyesal kenapa tidak sedari
dulu belajar? Kenapa semasa sekolah dulu tidak mengikuti ajakan orang tua untuk
mengikuti kursus english ? “Ah, tak
ada kata terlambat untuk belajar,” ujar ku dalam hati, sekedar untuk menghibur
diri. Dengan semangat terus belajar aku yakin kemampuan bahasa Inggrisku akan
semakin baik. Siapa tahu mimpi melanjutkan pendidikan S-2 ke luar negeri suatu
saat nanti bisa jadi kenyataan.
Satu
lagi, di tahun 2014 ini juga aku ingin mengambil lisensi kepelatihan. Sedari kecil
aku sangat cinta sepak bola. Aku juga bercita-cita menjadi pemain sepak bola
profesional. Tak jelasnya masa depan seorang pemain bola membuat kedua orang
tuaku memaksaku agar meneruskan pendidikan (kuliah). Tapi hal tersebut tak
serta merta membuatku melupakan sepak bola. Rasa cinta ini begitu kuat. Aku
telah berikrar untuk mengabdikan diri memajukan sepak bola nasional. Jalan yang
ku pilih adalah menjadi pelatih sepak bola.
Aku
harus memulainya dari nol. Walaupun selama ini telah melatih di SSB dan sekolah
tempatku mengajar, aku merasa tanpa mengambil lisensi kepelatihan aku tidak
akan berkembang. Melatih sepak bola tidak boleh hanya sekedar dari pengalaman
saat menjadi pemain. Seorang pelatih dituntut untuk terus belajar dan mengikuti
perkembangan zaman. Memang biaya untuk mengikuti lisensi kepelatihan tidak
murah, tapi aku sangat optimistis. Man
jadda wa jada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.
Aku
cukup matang saat ini. Tahun 2014 nanti aku akan berumur seperempat abad. Tapi
tak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu. Meminjam kata-kata Mahatma Ghandi, “Hiduplah seakan engkau akan mati besok.
Belajarlah seakan engkau akan hidup selamanya” Ya, aku akan terus belajar
dan berusaha mengejar mimpi-mimpiku. Semoga Allah SWT meridhai
langkah-langkahku.
======
@RizkiZulfitri
Tidak ada komentar on "Resolusi 2014: Terus Belajar dan Raih Mimpi"