Menciptakan Gudang Peluru Untuk Klub Sepak Bola Indonesia

Skuad utama Arsenal musim 2012-2013
Menarik bila membicarakan Arsenal, klub bermarkas di London Utara ini adalah tim yang stabil berada di papan atas English Premier Leageue (EPL) dalam satu dekade terakhir. Tidak mudah menyamai prestasi kestabilan Arsenal di EPL, disaat klub-klub EPL di kuasai oleh Triliuner asing yang menciptakan klub penuh bintang dan mengincar prestasi instan.

Lagi-lagi gelar adalah pemuas segalanya dalam industri sepakbola. kestabilan yang dimiliki Arsenal tanpa dilengkapi gelar diakhir musim adalah kekurangan klub yang bermarkas di Emirates Stadium tersebut. Sudah lebih dari 7 tahun Arsenal puasa gelar, juara piala FA musim 2004/2005 adalah gelar terakhir Arsenal.

Melihat pemain-pemain bertalenta tinggi yang keluar masuk skuad The Gunners tiap musimnya rasanya tidak layak menerima kenyataan tersebut. Arsenal bisa jadi miskin gelar dalam 7 tahun terakhir, tapi dilihat dari segi positifnya, Arsenal adalah salah satu klub di Eropa yang memiliki financial yang sehat, coba kita bandingkan klub-klub taipan minyak seperti Manchester City dan Chelsea yang mengalami kerugian triliunan rupiah tiap musimnya.


Di masa kepelatihan Arsene Wenger mempunyai kebijakan yang bagus dalam pembinaan pemain-pemain muda yang tadinya tidak berkualitas maupun pemain berkualitas tapi kurang dikenal menjadi pemain yang mampu menunjukan telenta-talenta yang sangat luar biasa sekaligus diincar klub papan atas Eropa. Selain itu, Arsenal mempunyai kebijakan pemberian kontrak pada pemain yang telah berumur 30 tahun keatas, yaitu tidak lebih dari satu musim saja.

Kebijakan yang di lakukan Arsenal sekarang banyak ditiru oleh klub-klub di eropa seperti Chelsea dan AC Milan, resesi konomi yang menghinggapi Eropa membuat klub-klub mau tak mau mengikat pinggang. Program pembinaan pemain muda menjadi primadona, Arsenal yang telah memulai program ini lebih awal akan menikmati buahnya dalam 2-3 tahun ke depan dan tentunya puasa gelar akan berakhir.

Arsene Wenger
Klub-klub Indonesia Harus Meniru Arsenal

Di saat klub-klub Eropa sudah memikirkan masa depannya dengan dengan pola pembinaan pemain muda, klub-klub Indonesia masih bingung memikirkan bagaimana membayar hutang gaji pemain musim lalu. Klub Indonesia harus sadar tujuan  kompetisi sebenarnya bukanlah gelar juara, akan tetapi unsur pembinaan yang nantinya menciptakan tim nasional yang bisa diandalkan.

Klub-klub asal Jawa bisa dikatakan cukup mandiri dengan dana sponsor yang sanggup menutupi biaya operasional dalam satu musim. Tetapi apa yang terjadi dengan klub-klub diluar pulau Jawa yang masih merengek-rengek untuk mendapatkan belas kasihan pelaksana liga untuk menyelesaikan persoalan gaji pemain. Adanya kesenjangan yang begitu kentara.

Kita belumlah terlambat untuk memulai, klub jangan memaksakan untuk menjadi juara. bersaing di pentas teratas baik ISL maupun IPL adalah keinginan semua klub, tapi bagaimana memaksimalkan semua unsur untuk paling tidak bertahan dipentas tersebut. Memang segi gengsi bermain, membuat klub menghambur-hamburkan uang menggaet pemain asing mahal serta pemain bintang lokal demi kejayaan instan.

Salary cap adalah salah satu solusi, pembatasan maksimal gaji pemain bisa menjadi langkah tepat. Pemain lebih baik di kontrak nilai tidak besar tetapi dibayar lunas dan tepat waktu daripada di kontrak selangit tapi klub tidak menyanggupi membayar penuh. Pihak klub dan pemain harus dewasa, kebijakan ini sudah lama digembor-gemborkan tetapi prakteknya di lapangan sangat mengecewakan, pihak penyelenggara liga juga berasumsi hadirnya kebijakan salary cap ini akan mengurangi kualitas liga. Bukti Penyelenggara liga hanya memikirkan keuntungan dari liga tapi melupakan unsur pembinaan.

Pembinaan pemain muda dengan menciptakan akademi klub penghasil pemain-pemain bintang juga bisa menjadi solusi, bukan pekerjaan mudah, tapi bisa dilakukan perlahan serta kontinu.

Di tengah-tengah permasalahan ada sedikit kabar menggembirakan, masalah finansial yang menimpa Persija Jakarta, membuat klub mengambil kebijakan memaksimalkan pemain muda. Iwan Setiawan, selaku pelaku pelatih kepala yang juga mantan pelatih timnas U-16 melakukan gerak cepat, mencari pemain-pemain muda bertalenta tinggi yang akan dipadukan dengan pemain senior yang masih bertahan.

Iwan Setiawan
Pemain-pemain muda yang punya harga relatif lebih murah tentu tidak mensia-siakan ajakan bang Iwan-sapaan akrab Iwan Setiawan. Pelatih asal Aceh berlisensi A AFC tersebut adalah salah satu fans Arsenal yang menggemari pola pembinaan usia muda seperti yang beliau lakukan di Villa 2000.

Persisam Putra Samarinda
Yang tak kalah menarik saat ini adalah di panggilnya 10 orang pemain PON Kaltim ke dalam tim Persisam Putra Samarinda. Keberhasilan meraih emas di PON Riau membuka mata pengurus Persisam untuk mengikat kontrak ke 10 pemain tersebut. Usut punya usut ke sepuluh pemain tersebut merupakan juga termasuk pemain-pemain tim Persisam U-21, artinya pembinaan yang dicanangkan Persisam membuahkan hasil. Awan cerah pun menyelimuti Persisam Putra Samarinda.





***


Lembata, 17 Januari 2013
Rizki zulfitri, S.Pd.
Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
SM-3T Aceh

Tidak ada komentar on "Menciptakan Gudang Peluru Untuk Klub Sepak Bola Indonesia"

Leave a Reply