Tim Samba Brasil (foto: neanderthalnews.com) |
"Hanya ada satu kandidat
terkuat juara -- Brasil. Mereka adalah sebuah tim kuat dan ada energi yang
sangat besar di negara itu. Ada kekuatan luar biasa yang ada di dalam negara
ini," (Joachim Loew – Pelatih timnas Jerman)
Brasil.
Ya, dalam hal sepak bola siapa yang meragukan negara satu ini. Orang-orang mungkin akan berpikir seribu kali untuk tidak menaruh
nama Selecao ke dalam daftar favorit
juara. Pengoleksi
mahkota Piala Dunia (PD) terbanyak ini punya segalanya untuk meraih bintang
keenamnya.
PD
Brasil 2014 hanya tinggal hitungan hari. Negara-negara partisipan semakin
berbenah mempersiapkan diri agar tampil maksimal. Bila kita coba menganalisis siapa
calon kuat juara ajang sepak bola terbesar sejagad kali ini, maka akan mengerucut
beberapa nama. Sebut aja tuan rumah Brasil, juara bertahan Spanyol, lalu ada nama
Argentina, Jerman dan Italia.
Kans Selecao
Tanpa
mengurangi rasa hormat, dari nama-nama tersebut saya lebih condong memilih
Brasil. Pertanyaan sekarang timbul, kenapa Brasil? Paling tidak banyak faktor
yang mendukung hipotesa saya.
Pertama,
Brasil kali ini turun dengan status tuan rumah. Menjadi host tentu mendapat banyak keuntungan. Yang paling terasa adalah
dukungan penuh rakyat Brasil selama perhelatan hajatan besar ini. Supporter
diyakini akan menjadi pemain ke-12 yang tidak berhenti mendongkrak semangat bertarung
anak-anak selecao.
Pada
Piala konfederasi tahun lalu sudah tampak bagaimana tim Samba tampil penuh
spirit karena dukungan yang luar biasa dari para supporternya. Tapi PD dan
Konfederasi tentu berbeda, menjadi tuan rumah juga akan menjadi boomerang jika mental tim tak siap
menerima tekanan harus menang
.
Brasil
sendiri pernah menjadi host PD pada
tahun 1950 namun gagal menjadi yang terbaik setelah ditaklukkan Uruguay di laga
puncak. Tapi itu sudah terjadi 64 tahun yang lalu, Brasil kini dianggap lebih
siap untuk meraih mahkota teranyarnya.
Enam
dari delapan negara juara PD meraih gelar tersebut saat bermain di kandang.
Uruguay (1930), Italia (1934), Inggris (1966), Jerman Barat (1974), Argentina
(1978) dan Perancis (1998) adalah tuan rumah yang merasakan manisnya mahkota
juara dunia di rumah sendiri. Brasil mungkin akan mengikuti jejak negara-negara
di atas.
Kedua,
kualitas pemain bintang lima. Tak ada yang ragu dengan deretan pemain berlabel
bintang milik selecao. Neymar Jr.
(Barcelona), Thiago Silva (PSG), Dani Alves (Barcelona), Oscar (Chelsea), Willian
(Chelsea), Fernandinho (Manchester City) dan masih banyak lagi. Mereka kini berada
pada usia emas dan tampil hebat bersama klubnya masing-masing.
Dengan
skuad yang mentereng tim Samba siap untuk mengakhiri paceklik juara di PD. Setelah
di dua edisi terakhir langkahnya tertahan di perempatfinal, saat ini dengan
generasi yang berbeda mereka ingin menunjukkan bahwa kiblat sepak bola itu
masih di daratan Brasil.
Lewat Piala Konfederasi tahun lalu sudah coba mereka
buktikan. Brasil mengakhiri
turnamen dengan sempurna, dengan memenangi lima pertandingan dihadapan
pendukungnya sendiri. Hasil itu semakin mantap setelah Neymar
cs menjuarai Piala Konfederasi 2013
dengan mengalahkan juara Eropa dan dunia Spanyol dengan skor meyakinkan 3-0. Dengan
skuad yang kurang lebih sama dengan piala konfederasi lalu, peluang Brasil
sangat besar.
Ketiga,
sejarah. Sepanjang penyelenggaraan PD hanya negara-negara dari Amerika Selatan
dan Eropa yang pernah merasakan manisnya juara. Wajar-wajar saja, dua
konfederasi tadi adalah kiblatnya sepak bola dunia. Di sanalah pemain-pemain
terbaik dunia lahir dan berkumpul memperkuat negaranya masing-masing.
Dari
19 edisi yang sudah terselenggara, wakil Eropa telah mengoleksi sepuluh trofi,
selebihnya milik negara dari zona Conmebol. Artinya ada ketimpangan yang sangat
kentara antara Eropa dan Amerika Latin dengan negara dari benua-benua lainnya.
Belum
ada indikator yang menunjukkan penyelenggaraan kali ini akan lahir juara baru
di luar benua tersebut. Walaupun katanya kini kekuatan sepak bola dunia semakin
merata, tapi sulit untuk membayangkan akan ada juara dari wakil Asia, Afrika
atau konfederasi lainnya.
Penyelenggaraan
pesta sepak bola sejagad ini hanya dua kali diselenggarakan di luar Eropa dan
Amerika Latin, yakni Korea Selatan & Jepang (2002) dan Afrika Selatan
(2010). Wakil conmebol dan Eropa berbagi hasil, Brasil sukses menjadi wakil yang
terbaik Korea-Japan, sedangkan wakil Spanyol menjadi wakil Eropa yang sukses di
Afrika Selatan.
Sejarah
mencatat, saat penyelenggaraan PD di kawasan Amerika latin maka yang menjadi
juara adalah wakil-wakil Amerika latin. Sedangkan saat diadakan di Eropa, hanya
Brasil wakil latin yang mampu tampil jadi yang terbaik di benua biru pada PD
1958 di Swedia.
Lalu
pertanyaannya, saat penyelenggaraan PD kembali ke Amerika latin. Akankah wakil
Eropa mampu berkuasa di Brasil? Saya rasa berat. Juara akan tetap dari wakil
conmebol dan Brasil jadi calon terkuat.
Keempat,
Faktor pengalaman Scolari. Saat Brasil berjaya
di Korea-Japan 2002, hal yang mungkin paling kita ingat adalah trio
Ronaldo-Rivaldo-Ronaldinho (Ro-Ri-Ro). Trio inilah yang menjadi motor
kesuksesan Brasil kala itu. Tapi ada satu nama yang tidak boleh kesampingkan,
sosok itu adalah sang pelatih, Luiz Felipe Scolari. Lewat tangan dinginnya
Brasil tampil indah dan mendapatkan mahkota kelima di Korea-Japan.
Setelah
lama melalang buana, kini Big Phil --
julukan Scolari -- kembali ditunjuk menjadi pelatih tim Samba pada Januari
tahun lalu menggantikan Mano Menezes yang dipecat. Di periode keduanya
menangani Selecao ini Ia diharapkan
mampu mengulangi kejayaan tahun 2002 lalu. Tugas berat menanti Scolari
mengingat belum ada pelatih yang meraih PD sebanyak dua kali.
Paling
tidak Scolari sudah mulai menjawab keraguan khalayak ramai. Datang disaat
Brasil sedang terpuruk lewat hasil-hasil minor di pertandingan persahabatan.Scolari
pun sukses meramu tim Samba kembali menjadi tim yang kuat dan disegani. Scolari
juga berhasil memadukan antara pemain senior dan junior.
Peringkat
FIFA Brasil yang sempat terpuruk ke angka ke 22 kini mulai merangkak naik. Juar
Piala Konfederasi tahun lalu semakin mempertegas tangan dingin Big Phil. Ada kesamaan persiapan tim Samba
kali ini dengan tim juara 2002, sama-sama lahir dan kuat dengan namanya kritik.
Siapa tahu sejarah kan berulang. Selecao
tampil memukau dan meraih mahkota keenamnya.
Nah, apakah anda sependapat?
=====
Tidak ada komentar on "Selecao Pasti Memukau"