Giuseppe Rossi (foto: www.mirror.co.id) |
Minggu
(20/10/2013) sore waktu Italia tengah berlangsung laga ketat lanjutan kompetisi
Liga Italia Serie A antara tuan rumah Fiorentina versus Juventus. Secara
mengejutkan La Viola -- julukan Fiorentina
-- berhasil mengandaskan perlawanan anak-anak Kota Turin dengan skor 4-2. Ada
satu nama yang menarik perhatian hari itu. Siapa lagi kalau bukan bintang
Fiorentina, Giuseppe Rossi yang mampu mencatatkan hattrick pada laga di Artemio Franchi tersebut.
Siapa yang
menyangka Rossi akan tampil tajam musim ini. Ia telah mencatatkan delapan gol
dan sementara menjadi top scorer kompetisi
di negeri pizza. Penyerang
internasional Italia itu musim lalu sempat tenggelam setelah mengalami cedera lutut
berkepanjangan saat masih berseragam Villareal.
Banyak yang
beranggapan karier Rossi telah habis. Mantan pemain Parma dan Manchester United
itu mendapatkan cedera lutut pertamanya pada Oktober 2011 dan absen selama enam
bulan. Malang bagi Rossi, saat dokter mengganggapnya sudah mulai sembuh dan
mulai berlatih bersama tim, lututnya kembali kambuh dan harus menepi lagi selama
sepuluh bulan.
Pelatih
Fiorentina, Vincenzo Montella membawanya ke Florence dalam keadaan Rossi masih cedera
pada jendela transfer Januari 2013 lalu. Ia juga baru bisa bermain untuk La Viola pada laga giornata terakhir musim 2012/2013. Banyak yang meragukan Rossi akan
sukses, Fiorentina dianggap melakukan perjudian saat memboyong pemain kelahiran
New Jersey itu.
Tapi Rossi mampu
menjawab semua keraguan orang-orang sekaligus membayar penuh kepercayaan Sang
pelatih. Yang paling terbaru tentu hattrick-nya
ke gawang Gianluigi Buffon yang membuatnya menjadi buah bibir. Semua ikut
senang dengan kebangkitan Rossi, dan salah satu orang yang paling senang itu adalah
Presiden Fiorentina, Andrea Della Valle.
"Banyak yang berpikir Rossi adalah sebuah
perjudian. Namun, kami tahu dia adalah jaminan," katanya.
***
Cedera adalah
momok menakutkan bagi pesepakbola. Cedera laksana hantu yang selalu menghantui
kapan saja. Memainkan olahraga keras seperti sepakbola tentu sangatlah beresiko
tinggi mengalami cedera. Cedera tak bisa dihindari, bisa terjadi bukan hanya didalam
panasnya sebuah pertandingan tapi juga bisa datang disaat seorang pemain
melakukan latihan. Walaupun kini banyak metode untuk menghindari cedera, toh
tetap saja kita mendengar banyak pesepakbola yang harus menepi karena cedera.
Memainkan
permainan ini tidak sesederhana yang kita bayangkan. Sepakbola itu pekerjaan
yang kompleks, dari berlari, menendang, melompat semuanya dilakukan dengan
otot-otot yang berkontraksi dan tenaga yang maksimal. Harus dipahami, ada
pemain yang secara fisik rentan cedera tapi ada pula yang punya kebugaran fisik
yang baik. Tapi tak ada pesepakbola yang kebal terhadap cedera, kita tidak boleh memungkiri
adanya musibah atau peristiwa naas dalam sepakbola yang kapan saja bisa terjadi.
Banyak pesepakbola
yang kariernya hancur setelah divonis mengalami cedera parah. Cedera parah
memaksa mereka untuk beristirahat penuh selama hitungan bulan bahkan setahun
lebih (tergantung jenis cedera yang dialami).
Diantara mereka yang
mengalami cedera parah, ada yang berusaha memulihkan kondisi kembali sembari
mengharapkan bisa comeback secepatnya
ke lapangan hijau. Ada yang mampu pulih tapi cederanya sering kambuh. Ada pula
yang sudah kembali merumput tapi sulit kembali ke performa terbaiknya karena
alasan trauma. Dan ada juga yang frustasi, meratapi keadaan yang tak kunjung
pulih dan akhirnya memilih untuk meninggalkan pangggung sepakbola.
Bagi
pesepakbola, butuh kekuatan mental yang luar biasa untuk menghadapi momen-momen
sulit bernama cedera. Respon seorang pesepakbola profesional seperti Gioseppe
Rossi dalam mengatasi permasalahan cedera parah yang dialaminya adalah teladan.
Keberhasilannya melewati masa-masa sulit itulah yang layak kita beri acungan
jempol. Disaat orang-orang menganggap dirinya sudah habis, dia melakukan sebuah
titik balik dengan mempertontonkan permainan yang memukau sepulih dari cedera.
Ya, Rossi kini
telah kembali ke performa terbaiknya, hattrick
ke gawang Juventus adalah hattrick
pertama dalam karier profesionalnya. Ia telah melakukan sesuatu yang belum
pernah Ia capai sebelumnya. Cedera panjang telah membentuk pemuda 26 tahun itu
menjadi pribadi yang kuat. Rossi adalah contoh terbaik titik balik seorang
pesepakbola.
Selain Rossi,
kita juga mendengar kisah gelandang Arsenal, Aaron Ramsey yang pernah mengalami
patah kaki saat mendapat tekel keras pada pertandingan melawan Stoke City
(28/2/2010). Sempat beristirihat selama sembilan bulan, Ramsey kesulitan
menghilangkan guncangan trauma yang membuat performanya naik turun. Tapi, awal
musim 2013/2014 gelandang asal Wales tersebut seakan “lahir kembali” setelah
bermain apik dengan membukukan banyak gol bagi Arsenal.
Rekan satu tim
Ramsey di Arsenal, Jack Wilshere juga memamerkan kekuatan mentalnya kepada kita
semua. Gelandang internasional Inggris itu pernah tidak bisa bermain selama 16
bulan akibat cedera engkel parah, selama musim 2011/2012 Ia bahkan tidak
merumput semenit pun. Mimpinya untuk bermain bersama tim Three Lions di Euro 2012 terkubur. Tapi dia mampu bangkit dari
keterpurukan, kini pemain 20 tahun itu telah kembali menjadi andalan Arsenal
dan timnas Inggris.
Rossi, Ramsey
dan Wilshere adalah sosok-sosk muda yang menginspirasi kita semua. Berada dalam
keadaan titik nadir bukan berarti dunia sudah berakhir. Selalu ada harapan
untuk bangkit dari keterpurukan. So,
tetap percaya ada indahnya pelangi sesudah hujan, ada kemudahan setelah
kesulitan!
======
Rizki Zulfitri
Alumni FKIP
Penjaskes Unsyiah
@RizkiZulfitri
Bolacamar menyediakan berbagai macam event win streak terbaik bagi para membernya, untuk bergabung sendiri sangat mudah cukup mengisi form dan daftar bolacamar juga tidak dipunggut biaya sama sekali, terlebih jika sudah memiliki akun cukup login bolacamar sekali saja untuk masuk kedalam permainan
BalasHapus