Smanli FC (Kenangan Indah Tak Terlupakan)



Desember 2011, Berawal dari ajakan seorang teman kuliah, penulis menerima tawaran untuk menjadi pelatih di tim sepakbola SMAN 5 Banda Aceh (Smanli). Dalam pemikiran penulis saat itu, ini bisa menjadi suatu kesempatan mendapatkan pengalaman berharga sekaligus mengisi waktu luang karena saat itu penulis adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang fokus menyelesaikan skripsi di jurusan Penjaskesrek Universitas Syiah Kuala.

Setelah menerima ajakan tersebut, penulis banyak mendengar banyak cerita dari teman-teman alumni Smanli tentang prestasi Smanli di masa lalu khususnya dibidang sepakbola. Banyak prestasi yang diraih, bahkan tidak sedikit alumni Smanli yang menjadi pemain-pemain profesional di klub-klub Aceh bahkan di luar Aceh. Penulis menjadi merasa tertantang mengembalikan kejayaan Smanli seperti di masa lalu. Bukan perkara mudah bagi seorang yang masih belajar menjadi seorang pelatih, tanpa lisensi kepelatihan dan tanpa pengalaman.

Setelah bertemu dengan Kepala sekolah dan memaparkan program yang penulis tawarkan, program pun dimulai. Penulis sangat tertarik dengan program jangka panjang yang ditawarkan oleh OSIS Smanli. Intinya adalah membentuk tim dan membina tim itu sendiri, bukan untuk hanya dipersiapkan untuk satu even tertentu saja.


Dimulai dengan menyeleksi calon pemain dari kelas X dan XI, di lanjutkan latihan 2 kali dalam seminggu dan melakukan beberapa ujicoba seperti normalnya tim-tim amatir lainnya. Cuaca panas setiap latihan (latihan pada pukul 15.00-16.30 wib) tidak membuat semangat anak-anak luntur, itu yang membuat penulis semakin bersemangat melatih.

2 bulan berlalu, ada kabar baik dari Fredi (ketua OSIS). Smanli diundang oleh SMAN 1 Banda Aceh untuk mengikuti turnamen Jeumpa Cup, even sepakbola antar SMA sederajat se Banda Aceh dan sekitarnya. Sangat menarik, selain kompetisi bergengsi tentunya bisa menjadi tempat pertama bagi anak-anak untuk menunjukkan hasil latihan selama ini. Penulis pribadi inilah saatnya melakukan debut sebagai pelatih.

penulis bersama Mister Jo, guru sekaligus manajer Smanli

Show pun dimulai, bertempat di stadion mini Lhambuk kompetisi diikuti 20 sekolah dan dibagi kedalam 4 pool yang terdiri atas 5 tim. Setelah menghadapi lawan-lawan tangguh, Smanli yang tidak diunggulkan akhirnya lolos dari lubang jarum sebagai runner up grup di bawah SMAN 1 Montasik dan menuju babak 8 besar. Pada momen ini penulis banyak dibantu oleh Zamzami (akrab dipanggil pak Zem) teman seangkatan kuliah penulis yang menjadi asisten pelatih Smanli FC.

Babak 8 besar lawan semakin tangguh, secara dramatis Smanli menang menghadapi SMAN 7 Banda Aceh, partai yang panas salah seorang pemain kunci Smanli, Lutfi mendapatkan kartu merah karena terus dipancing emosinya sepanjang laga. Tapi Smanli tim yang solid dan mampu mempertahankan keunggulan. Smanli pun maju ke semifinal.

Babak semifinal menjadi antiklimaks, melawan SMAN 8 Banda Aceh anak-anak tampil seperti tanpa roh tidak seperti biasanya. Penulis berusaha memotivasi untuk tampil lepas, formasi 4-2-3-1 tak berjalan seperti biasanya, intruksi yang penulis berikan tidak bisa diterapkan anak-anak. Alhasil sepanjang laga anak-anak terus ditekan, tim beruntung tidak kebobolan tapi tim gagal dibabak adu pinalti. Kekalahan pun harus diterima.

Perebutan juara 3, berhadapan melawan SMAN 4 Banda Aceh anak-anak tak lagi bergairah. Sebagai pelatih sebelum pertandingan penulis memotivasi anak-anak untuk tampil all out
"Beri hadiah untuk suporter yang tidak henti-hentinya mendukung kalian, beri yang terbaik buat sekolah yang sudah haus akan prestasi". ujar penulis sebelum pertandingan. Setelah tampil lambat dibabak pertama, anak-anak mengganas dibabak kedua hasilnya tim berhasil mengunci pertandingan dengan skor 1-0.

Peluit akhir pertandingan berbunyi, pemain, para guru dan suporter tumpah ruah ke lapangan. Semuanya berbahagia, kita seperti juara sebenarnya. Ucapan terimakasih banyak penulis terima dari para pemain, guru, dan suporter. Sebenarnya penulislah yang berterimakasih kepada kalian semua atas kepercayaan yang kalian berikan.

Sekarang jarak telah memisahkan kita Smanli, semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali...

bravo Smanli...


Lembata, 2 Februari 2013
Rizki Zulfitri, S.Pd

Tidak ada komentar on "Smanli FC (Kenangan Indah Tak Terlupakan)"

Leave a Reply