Suasana acara penyuluhan bahaya HIV/AIDS (Dok. pribadi) |
Alasan
itulah yang mendorong Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan
Tertinggal (SM-3T) asal Aceh yang kini tengah bertugas di kabupaten Lembata,Nusa
Tenggara Timur (NTT) menggelar sosialisasi bahaya HIV/AIDS di kalangan remaja.
Acara yang bekerjasama dengan Pemerintah kabupaten Lembata, dalam hal ini Dinas
Kesehatan (Dinkes) dan pengurus remaja Mesjid Nur Salam Wangatoa-Lewoleba tersebut,
dihelat di balai Posyandu Wangatoa Minggu
(12/05/2013) lalu.
Menghadirkan narasumber yang
berkompeten, acara tersebut ingin memberikan pemahaman terhadap remaja mengenai
HIV/AIDS ditinjau dari sudut pandang kesehatan dan agama. Sedangkan untuk peserta
terdiri dari siswa-siswi SMP/MTs, SMA/SMK/MA se-kota Lewoleba dan anggota remaja Masjid Nur
Salam Wangatoa.
Perwakilan Dinkes kabupaten Lembata,
Rosa Delima Tuto, yang berbicara dari perspektif kesehatan mengatakan bahwa
berdasarkan statistik kasus HIV/AIDS pada tahun 2012 di kabupaten Lembata meningkat pesat. “Tahun 2012 lalu ada 42 kasus
HIV/AIDS yang tercatat di Dinkes kabupaten Lembata dan 8 orang diantaranya meninggal dunia,”
paparnya.
Rosa mengatakan bahwa pentingnya
untuk menghindari pergaulan bebas karena HIV/AIDS harus dihindari karena sampai
saat ini belum ditemukan vaksin dan obatnya. “HIV/AIDS belum ada vaksin dan
obat penangkalnya, hindarilah pergaulan bebas, seks hanya boleh dilakukan
setelah menikah,” tegasnya.
Sementara itu sekretariat Komisi Penanggulan
Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Lembata, Drs Rovinus Lasar, menyampaikan
pentingnya kesadaran remaja dalam menghadapi fenomena penyebaran HIV/AIDS.
”Tidak perlu takut dan panik menghadapi HIV/AIDS, bila merasakan gejala-gejala
yang mencurigakan langsung periksakan diri ke dokter, rahasia anda dijamin,”
pungkasnya.
Dari perspektif agama, Tgk Aris
Jainuri S.Pd (salah seorang Sarjana Mendidik asal Aceh), mengatakan pentingnya
untuk mengikuti semua perintah dan menjauhi segala yang dilarang agama. “Orang
tua bertanggungjawab mendekatkan agama dan anak dengan memberikan anak
pemahaman agama sedini mungkin,” ungkapnya.
“Lingkungan berpengaruh terhadap
perkembangan anak, kontrol orangtua terhadap anak akan meminimalisir
kenakalan-kenakalan remaja yang apabila dibiarkan bisa menjerumuskan anak ke
dalam lembah pergaulan bebas, apabila semua anak mempunyai ilmu dan pemahaman
agama yang baik maka HIV/AIDS Insya Allah
tidak akan sampai di Lembata,” tegasnya guru bahasa Inggris di SMPN 1 Wulondoni tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, para
peserta diberi handbook seputar HIV/AIDS, mereka terlihat antusias
ketika sesi dialog. Pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan cukup menarik
dan terkadang membuat tersenyum dan tawa ringan para pembicara.
Ditemui setelah acara Ketua remaja
Masjid Nur Salam, Muhammad Fajar Waimahing, mengapresiasi kepedulian para
Sarjana Mendidik asal Aceh terhadap masyarakat Lembata khususnya para remaja. “Terimakasih
buat ade-ade guru Aceh yang telah menyelenggarakan acara ini dengan baik
sekali, penyuluhan-penyuluhan untuk remaja harus sering diadakan agar para
remaja sadar dan mengetahui lebih dalam tentang bahaya pergaulan bebas,” tutupnya
Acara penyuluhan ini adalah bentuk kepedulian Sarjana Mendidik asal Aceh yang bertemakan "Aksi Sosial dari Aceh untuk Lembata Tahun 2013". Akan banyak kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi pelatihan, bakti kesehatan, aneka lomba dan kemasyarakatan. Program tersebut puncaknya akan dilaksanakan pada akhir Juni 2013 nanti.
Acara penyuluhan ini adalah bentuk kepedulian Sarjana Mendidik asal Aceh yang bertemakan "Aksi Sosial dari Aceh untuk Lembata Tahun 2013". Akan banyak kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi pelatihan, bakti kesehatan, aneka lomba dan kemasyarakatan. Program tersebut puncaknya akan dilaksanakan pada akhir Juni 2013 nanti.
***
Rizki Zulfitri, S.Pd
Guru
SM-3T Aceh
Tidak ada komentar on "Sarjana Mendidik Asal Aceh Gelar Penyuluhan Bahaya HIV/AIDS di Lembata"